Komunitas Turu Kene: Seni Itu Harus Nyaman

MALANGVOICE – Setiap komunitas punya ciri khas dan minat masing-masing. Komunitas seni bisa dibilang punya cerita dan karya menarik untuk disimak.

Adalah Komunitas Turu Kene (KTK) yang bergerak di bidang kesenian mural, stempel dan grafitti.
Papan cetak sablon (anja)

Komunitas yang berdiri sejak 14 Februari 2014 ini terbentuk karena kesamaan hobi anggota dan pengalaman menjadi relawan pada saat bencana gunung Kelud.

“Waktu ada bencana gunung Kelud kita menjadi relawan di posko bencana. Makanya dinamakan Turu Kene karena kita tidak peduli bakal tidur dimana waktu itu. Bagi kita dimana saja tidur tetap nyaman. Seni juga harus nyaman,” jelas Burhan, anggota KTK, kepada Mvoice.

Hasil karya KTK bermacam-macam mulai dari kaos yang disablon dengan metode cap, dan mural painting di tembok-tembok kosong sudut kota.

“Biasanya kami sering nongkrong di CFD. Kita kasih sablon gratis ke pengunjung CFD asal mereka bawa kaosnya sendiri dari rumah,” tambahnya.

Untuk sablon cap, mereka menyelupkan papan yang sudah diukir sedemikian rupa ke dalam tinta off set. Sedangkan untuk senin mural, mereka perlu melakukan survei terlebih dahulu dan ijin kepeda pihak berwenang.

“Selama ini kita tidak pernah bermasalah dengan pihak berwenang. Karena kita tidak merusak, melainkan memperindah. Lagipula, kami selalu ijin dahulu. Kalau tidak ijin lalu asal coret-coret itu namanya vandalisme,” tutupnya.