Ketika Celana ‘Hits’ Kulot Mengalahkan Celana Jeans

Perempuan memakai celana kulot. (Anja Arowana)
Perempuan memakai celana kulot. (Anja Arowana)

MALANGVOICE – Tren pakaian yang sedang berkembang saat ini adalah penggunaan pakaian yang tertutup nyaman tetapi terlihat modis, trendi dan selalu tampil lebih berbeda dari hal lainnya. Ini juga yang menjadi aspek utama ragam model pakaian muslim di Indonesia.

Sebagai contoh, celana longgar atau kulot dianggap menjadi solusi pas perempuan yang ingin tampil modis tapi juga nyaman. Bahkan, celana yang biasa disebut ‘celananya ibu-ibu’ ini mulai mengalahkan jeans lho.

Salah seorang karyawan PDAM Kota Malang, Wenny Wirane, adalah satu dari banyaknya penggemar celana kulot. Menurutnya, celana kulot membuat tampilan terlihat lebih slim. Wenny memiliki lima celana kulot dan semua didominasi warna hitam. Biasanya, Wenny menggandengkan dengan atasan kaos dan outer, atau blouse.

“Kemeja dan sweater juga boleh,” tukas perempuan berjilbab ini kepada MVoice.

 Contoh mengunakan celana kulot yang fashionable (hipwee.com)
Contoh mengunakan celana kulot yang fashionable (hipwee.com)
Pemilik online shop hijab, Intan Nurwaddah juga punya pendapat serupa. Menurut Intan, celana kulot tidak terlalu ketat dan menonjolkan bentuk kaki. Bagi mereka yang tidak suka pakai rok tapi juga tidak suka pakai celana ketat/jeans, kulot solusi tepat.

“Kalau aku sukanya yang bahan plisket atau katun yang enggak terlalu lebar cuttingnya. Saranku, buat yang pahanya besar sebaiknya pilih kulot warna gelap dan bahannya jatuh. Pilih yang nyaman dipakai ya,” kata Intan saat dihubungi MVoice.

Sedang menurut salah seorang wartawan Times Indonesia, Dian Ayu Antika Hapsari, kulot memang jauh lebih nyaman dari celana jeans. Perempuan yang pernah cedera lutut ini merasa lebih nyaman memakai celana longgar.

“Kalau pakai celana ketat, rasanya nyiksa. Kalau kulot kan longgar, lalu enak dipakai salat. Aku punya 4 celana kulot, warna abu-abu, hitam dan biru. Biasanya aku padankan sama kemeja,” kata Tika, begitu dia akrab disapa.


Reporter: Anja Arowana
Editor: Deny Rahmawan
Publisher: Yunus Zakaria