Inilah Penyebab Kota Batu Tidak Dapat Adipura

Taman di Jalan Sultan Agung mendapat nilai baik saat penilaian Adipura. (fathul)

MALANGVOICE – Sangat disayangkan Kota Batu tidak memperoleh Piala Adipura, tahun ini. Pada 2013, kota wisata ini hanya memperoleh sertifikat Adipura, belum sampai Piala Adipura.

Kasi Pengawasan dan Pengendalian Kantor Lingkungan Hidup, Wahyu, yang membidangi persoalan Adipura mengatakan, kelemahan Kota Batu karena banyaknya titik pantau yang diberi penilaian.

Untuk ukuran Kota Batu yang hanya terdiri dari 3 kecamatan ini, masuk dalam kategori penilaian kota sedang. Wahyu tidak tahu bagaimana proses awalnya hingga masuk kategori itu dengan 60 titik pantau.

“Mungkin terlalu banyak yang dinilai sehingga kita kesulitan mengontrolnya. Seharusnya bisa diperkecil titik pantaunya, sekaligus mengubah kategorisasi Kota Batu sebagai kota kecil,” ungkap Wahyu.

Untuk 60 titik ini antara lain, tempat pembuangan akhir (TPA), jalan, pertokoan, saluran air, sungai, taman, sekolah, taman wisata, perumahan, dan pasar. Lalu masing-masing titik pantau akan dicek lagi hingga belasan kategori.

Dengan jumlah titik pantau yang banyak ini, Wahyu ingin mengubah kriteria yang digunakan sejak tahun 2006 itu, namun masih menunggu verifikasi dari Kementerian Lingkungan Hidup RI.

“Hal paling urgent yang selalu mendapat nilai rendah adalah pengelolaan sampah. Di masing-masing titik pantau, pasti ada indikator kebersihan sampah. Itu yang menjadi PR besar kita semua,” imbuhnya.

Namun, ada beberapa spot yang sebenarnya mendapat nilai bagus, seperti Alun-alun Kota Batu, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Diponegoro, dan Jalan Sultan Agung beserta taman di tengah-tengah jalan.

“Kategori penghargaan Adipura itu ada tiga tahap, satu sertifikat Adipura, kedua Plakat Adipura, dan ketiga Piala Adipura. Nah, Kota Batu baru dapat adipura tahun 2013 lalu,” tandasnya.-