Waspada Corona, Wali Kota Malang Tak Larang Car Free Day

Wali Kota Malang Sutiaji memimpin rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Balai Kota Malang, Sabtu (14/3). (Humas Pemkot Malang)
Wali Kota Malang Sutiaji memimpin rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Balai Kota Malang, Sabtu (14/3). (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Mewaspadai penyebaran Covid-19 atau Virus Corona, beberapa daerah memutuskan menyetop segala kegiatan keramaian, salah satunya car free day (CFD). Namun tidak demikian dengan Kota Malang.

Wali Kota Malang Sutiaji mengklaim wilayahnya masih aman dan nyaman untuk kegiatan serta aktifitas sosial bersifat massal.

“Jadi Pemkot Malang tidak mengambil pilihan untuk menghentikan even massal (CFD) dan yang lainnya. Yang kita (Pemkot Malang) lakukan adalah meluncurkan serta menugaskan petugas dinas Kesehatan dan semua jajaran Puskesmas untuk melakukan sosialisasi serta edukasi tentang Covid-19 dan pola hidup bersih sehat di aktifitas massa,” katanya memimpin rapat koordinasi tentang penanganan Covid-19 di Balai Kota Malang (14/3).

Sutiaji menambahkan, meningkatkan kewaspadaan boleh saja, asal tidak menimbulkan kepanikan yang berlebihan.

“Sungguh tidak bisa saya bayangkan, jika semua daerah mengambil kebijakan untuk melarang kegiatan massal, terlebih melakukan lockdown, maka negara ini bisa lumpuh dan mengalami status quo,” ujarnya.

“Maka kota Malang saya tegaskan tidak ambil kebijakan itu, karena Malang aman dan kondusif, ” pungkasnya.

Sementara itu ,Wakil Direktur RS Saiful Anwar Malang, Saifullah menginformasikan dari 8 (delapan) kasus yang dicurigai, tercatat 6 (enam) sudah ditegaskan negatif. Sedangkan 2 (dua) kasus lainnya masih menunggu hasil uji laboratorium Litbangkes di Jakarta.

“Itu pun tidak ada indikasi awal yang mengarah erat ke Covid-19,” ujarnya.

Ia menambahkan, secara mekanisme dan protokol penanganan sudah berjalan baik.

“Namun yang saat ini justru runyam dan dapat menciptakan keriuhan adalah “virus berita/informasi” yang tersebar liar dan cenderung menciptakan kepanikan,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Rektor Universitas Wisnuwardana, Suko Wiyono. Pria yang juga Ketua APTISI Jawa Timur ini menegaskan ada konstruksi berlebihan yang menyebabkan kepanikan.

“Ini berbahaya, dan Kota Malang tidak boleh terbawa arus itu,” ujar Suko.(Der/Aka)