Vaksinasi Dosis Dua Terlambat, Ketua DPRD Kota Malang: Datanya masih Karut-marut

Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika yang menyebut data dari Dinkes masih karut-marut sehingga belum ada keseimbangan. (Bagus/Mvoice)

MALANGVOICE – Keterlambatan vaksinasi dosis dua di Kota Malang mendapatkan perhatian penuh dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang.

Keterlambatan ini baru diketahui saat rapat koordinasi antara Dinas Kesehatan Kota Malang bersama DPRD Kota Malang beberapa waktu lalu.

Diketahui untuk jumlah vaksinasi dosis satu berada di angka 49,88 persen dan vaksinasi dosis kedua hanya mencapai sekitar 19 persen.

Kepala DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika mengatakan salah satu alasan yang disampaikan Dinkes Kota Malang, keterlambatan itu akibat penetrasi.

Penetrasi itu dari pusat, provinsi dan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mendapat instruksi untuk mendahulukan vaksin dosis satu terlebih dahulu.

Made khawatir bila ketimpangan itu tidak segera diseimbangkan progres vaksinasi di Kota Malang akan mengalami permasalahan yang serius.

“Jarak maksimal setelah suntikan dosis satu menuju dosis dua itu sekitar satu setengah bulan. Jika tidak segera diseimbangkan maka vaksinasi dosis pertama akan sia-sia,” ujarnya Kamis (12/8).

Dari situ, pihaknya menekankan pada Dinkes Kota Malang supaya bisa memprioritaskan vaksinasi dosis dua terlebih dahulu sehingga keseimbangan antara dosis satu dan dua bisa terbentuk.

“Dewan kemarin minta didahulukan dosis dua dulu. Jadi 49,88 persen dosis satu biar berhenti dahulu, lalu untuk dosis dua dikejar dulu biar seimbang,” tuturnya.

Lebih lanjut, terkait dengan capaian data vaksinasi di Kota Malang sendiri hingga saat ini dinilai pihak DPRD Kota Malang masih belum jelas.

Dinkes belum bisa memberikan jumlah valid warga Kota Malang yang saat ini sudah tervaksin.

“Hanya mendapatkan jawaban dosis satu 49,88 persen dan dosis dua 19 persenan.l, sementara total warga kota Malang yang sudah divaksin belum bisa disampaikan,” katanya.

Menurut Made hal ini karena masih menunggu laporan dari petugas dari tingkat terbawa, masih sifatnya birokratis, rasanya bukan deskresi yang dilakukan.

Apalagi program vaksinasi masif yang dilakukan instansi vertikal atau jajaran samping di Kota Malang ternyata belum masuk dalam data capaian vaksin sekitar 49,88 persen tersebut.

“Data vaksinasi yang masuk ke Dinkes baru dari Faskes-faskes dan Puskesmas atau poliklinik swasta yang ditugaskan,” ujarnya.

“Belum termasuk vaksinasi Polresta Malang, lalu di Giant Sawojajar, hingga vaksinasi massal di stadion Gajayana. Nah itu yang kita kejar untuk diselesaikan oleh Dinkes,” imbuhnya.

Terlebih, program vaksinasi itu belum tentu hanya menyasar warga Kota Malang saja namun bisa juga untuk warga luar kota Malang yang berdomisili di Kota Malang.

“Program vaksinasi massal dan lain-lain itu kan Nasional. Ada warga Jakarta hingga NTT yang ikut. Bagaimana cara memilahnya, belum juga bisa masuk. Kami melihat ada karut-marut data vaksin,” ucap dia.

“Sebenarnya kalau kita melihat warga Kota Malang ini yang sudah divaksin mungkin lebih dari itu. Tapi berapa angkanya kan kita gak tahu. Angka yang masuk itu yang dari Dinkes saja,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif membenarkan capaian vaksinasi di Kota Malang pada dosis pertama sudah hampir berada di angka 50 persen.

“Dosis pertama sekitar 49,88 persen kemarin. Kemungkinan hari ini sudah capai 50 persen ya. Hampir 333 ribu sekian (dosis),” kata dia, Kamis (12/8).

Namun saat ditanya jumlah warga yang sudah menjalani vaksinasi di Kota Malang, dia hanya menjawab capaian itu dilihat dari berapa vaksin yang telah dikeluarkan Dinkes Kota Malang.

“Itu terdata dari vaksin yang dikeluarkan. Totalnya belum kami lihat, terutama untuk angka (penduduk yang telah tervaksin),” terangnya.(end)