Unisma Pertanyakan Keseriusan Mall Dinoyo City

Rektor Unisma Maskuri Bakri

MALANGVOICE – Polemik cerobong asap Mall Dinoyo City (MDC) yang dikeluhkan Universitas Islam Malang (Unisma) hingga kini belum terselesaikan.

Deadline yang diberikan pihak kampus dengan jangka waktu 10 hari, juga terkesan diabaikan pihak MDC.

Rektor Unisma, Maskuri Bakri, kepada MVoice, mengatakan, pihaknya masih menunggu surat pernyataan resmi dari MDC, sebagai bentuk komitmen keseriusan mereka menangani masalah.

“Sampai sekarang komitmen MDC yang kami inginkan masih belum ada tindaklanjut,” kata Maskuri, beberapa menit lalu.

Ia menjelaskan, Unisma sebenarnya lebih memilih jalur dialogis dalam menyelesaikan masalah limbah asap, daripada jalur hukum. Karenanya Maskuri berharap ada komitmen nyata yang diselesaikan sebelum deadline, hari Minggu (15/11) mendatang.

“Hari itu pas 10 hari, sesuai deadline yang kami berikan. Kalau tidak ada, nanti akan kami serahkan ke DPRD, bagaimana kelanjutannya,” bebernya.

Kampus menilai MDC sangat slow respon, padahal seharusnya tenggat waktu 10 hari dimanfaatkan untuk islah antara keduanya. “Saya lihat pihak MDC belum serius, karena hingga kini tidak ada pernyataan kesanggupan itu,” tandasnya.

Sementara Direktur Operasional MDC Jufri Naz, mengklaim sudah melakukan sudah melaksanakan beberapa hal yang diinginkan Unisma, termasuk menutup beberapa cerobong asap.

Hanya saja, untuk cerobong AC dengan mesin yang lebih besar dibutuhkan waktu minimal dua bulan, karena memindahkan mesin besar dari lantai satu ke lantai empat.

“Pihak Ramayana menginginkan waktu dua bulan, karena itu berkaitan mesin yang besar sekali,” kata Jufri.

Terpisah, Ketua DPRD Kota Malang, Arif Wicaksono, mengatakan, pihaknya akan melakukan mediasi antara Unisma dan MDC untuk mencari jalan keluar. “Tentunya harus kita pertemukan keduanya, agar ada solusi,” katanya.

MDC dan Unisma sendiri siap jika legislatif mempertemukan keduanya.