Tingkatkan Semangat Entrepeneur Bidang Agrokompleks, Mahasiswa Terapkan Instable

Mahasiswa saat melaksanakan program INSTABLE. (Istimewa)
Mahasiswa saat melaksanakan program INSTABLE. (Istimewa)

MALANGVOICE – Sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang terdiri dari Nurul Rodiyah Jurusan Antropologi, Edho Okta H, M. Andhika Yudha H, Ani Puspita Ratih, dan Entry Widyawati Kusuma menerapkan sistem pertanian terpadu pengolahan limbah organik di Desa Mojorejo, Kota Batu.

Lebih tepatnya, kelima mahasiswa ini, melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) berjudul Instable (Integrated Stock Raising Double Solution): Sistem Pertanian Terpadu Pengolahan Limbah Organik melalui Biodegradable Maggot (Hermetia illucens) sebagai Raising Stock Product untuk Generasi Petani Unggul.

Nurul menjelaskan, PKM-M ini menyasar salah satu pondok santri di Mojorejo, Pondok Pesantren Raudhatul Madinah Batu. Pondok ini merupakan salah satu yayasan pondok pesantren yang visi-misinya ingin memberdayakan anak yatim piatu melalui semangat entrepreneur yang dikembangkan di bidang agrokompleks.

“Sayangnya, pondok tersebut masih dalam tahap perintisan, sehingga santri yang berkecimpung di dalamnya masih dapat dihitung jari,” kata Nurul kepada MVoice, Senin (21/5).

Tidak hanya masalah sumber daya manusia, lanjut dia, ada potensi lahan pertanian yang luas (lebih dari 1 hektare) ternyata juga belum dikelola dan termanfaatkan secara maksimal. Hal tersebut diperparah dengan banyaknya lahan tidur dan tanaman mati. Selain itu, budidaya ikan lele juga susah berkembang, pakan domba (kosentrat) juga mahal karena didatangkan dari Pacet, Mojokerto.

“Kotoran ternak domba juga kurang dimanfaatkan atau diolah menjadi produk yang lebih ekonomis, padahal populasi domba yang diternak mencapai 270 ekor,” tukasnya.

Selain karena keterbatasan tenaga kerja, dalam menjaga siklus ekosistem pertanian, santri belum berwawasan terkait budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan cara pengolahan limbah organik menjadi produk yang bernilai lebih.

“Padahal perintis pondok tersebut menginginkan pondok bisa berdikari dan suatu saat bisa menjadi lahan agrowisata yang ramah lingkungan dan nol polusi,” kata dia.

Rencananya, luaran dari program ini adalah dibentuknya unit pengolahan limbah terpusat di Pondok Raudhatul Madinah Batu yang melibatkan warga sekitar pondok. Bertahap, tim melakukan pelatihan budidaya maggot dari limbah organik, pelatihan pembuatan pelet ikan dari maggot, pelatihan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran domba yang akan difermentasi menggunakan EM4, serta pembuatan silase sebagai pakan cadangan domba tatkala musim kemarau.

“Untuk pelatihan penanganan produk peternakan, dan pelatihan kewirausahaan (manajemen pemasaran dan usaha), tim memonitoring dan mendampingi para santri hingga dapat melakukan promosi hasil kreasinya sendiri,” pungkasnya.(Der/Aka)