Tinggi Mana, Prestasi Belajar Anak Pegunungan atau Pesisir?

Lani saat ditemui MVoice (anja)

MALANGVOICE – Daerah tempat tinggal dan kesegaran jasmani ternyata berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Hal itu diungkapkan dosen Pendidikan Olahraga IKIP Budi Utomo (IBU), Dr Ahmad Lani MKes, dalam disertasi doktoralnya di Universitas Negeri Surabaya (UNS).

Lani, sapaan akrabnya, mengatakan, kesegaran jasmani penduduk di pegunungan berbeda dengan mereka di pesisir pantai. Perbedaan kesegaran fisik itu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di daerah itu.

“Daerah pegunungan lebih sedikit kadar oksigennya sehingga tekanan udara juga lebih rendah, sedangkan di pesisir pantai/dataran rendah, kandungan oksigen lebih banyak,” paparnya saat ditemui MVoice.

Perbedaan itu membawa keuntungan pada jenis olahraga atau latihan tertentu. Ia melanjutkan, penduduk pegunungan lebih cocok berolahraga yang melatih atau meningkatkan stamina.

“Karena tekanan udara rendah, maka adaptasi tubuh untuk bertahan hidup adalah aveola paru-paru smkin banyak. Kemampuan mengikat oksigen lebih besar,” kata Lani.

Lani saat menyelesaikan S3 di Unesa (anja)
Lani saat menyelesaikan S3 di Unesa (anja)
Sedang di daerah pantai, penduduk bisa mengembangkan olahraga otot karena daerah pantai lebih kaya oksigen. Oksigen sangat mendukung perkembangan dan pembentukan otot.

Setelah mengobservasi tingkat kesegaran jasmani dan prestasi belajar siswa di kedua daerah, hasilnya cukup mengejutkan.
Lani menemukan, ternyata prestasi belajar siswa yang tinggal di pesisir pantai masih lebih baik daripada anak pegunungan.

“Itu karena anak pesisir pantai lebih baik kesegaran jasmaninya. Mereka masih banyak yang berjalan kaki ketika pergi ke sekolah, konsumsi ikan juga lebih banyak. Selain itu kadar oksigen membantu fungsi otak supaya bekerja lebih maksimal,” simpulnya.

Artinya, tingkat kesegaran jasmani berpengaruh pada kemampuan meraih prestasi yang lebih baik.

Lani menyarankan, agar guru pendidikan jasmani di sekolah bisa menerapkan kegiatan olahraga yang sesuai dengan ciri khas daerah.

“Tidak ada alasan untuk tidak berolahraga. Misal kalau sekokah di pegunungan bisa memanfaatkan kegiatan mendaki,” katanta.
Olahraga, sambungnya, tidak melulu soal bermain bola, voli, atau berenang. Aktivitas fisik seperti bersih-bersih kamar, mencuci baju itu juga termasuk olahraga,” tuturnya