MALANGVOICE – Tiga pilar Kota Batu, Polres Batu, Kodim 0818 Malang-Batu dan BPBD Kota Batu berkumpul di Balai Kota Among Tani, Rabu (17/1). Dalam rangka rapat koordinasi (rakor) penanggulangan bencana wilayah hukum Polres Batu.
Turut hadir, OPD terkait, BPBD Kabupaten Malang, Kades dan Lurah se Kota Batu serta organisasi lainnya. Forum ini merumuskan krisis manajemen dalam menghadapi bencana alam.
Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto dalam pemaparannya mengatakan, meningkatnya curah hujan dan cenderung ekstrim berpotensi bencana. Bahkan dari pantauannya, beberapa titik di Kota Batu, seperti Jalan Sultan Agung dan Jalan Gajah Mada (Alun Alun Batu) terjadi genangan air.
“Jika daerah di atas saja ada genangan apalagi yang di bawah,” ujar pria akrab disapa Buher ini.
Alumnus Akpol 2000 ini menambahkan, masih sedikit kepedulian dan kesadaran masyarakat. Terbukti masih ada saja ditemukan berbagai sampah di sungai dan drainase.
“Maka ada saber pungli dari berbagai elemen masyarakat inu penting. Agar terus mensosialisasikan kepedulian lingkungan. Supaya Kota Batu tetap memiliki alam yang natural,” urainya.
Maka, masih kata Buher, Rakor ini diinisiasi guna membicarakan semua elemen harus terlibat dalam kebencanaan. Namun, sebelum bencana terjadi penting juga mencegah.
“Manajemen bencana ini nanti dibahas dengan akademisi dari universitas. Contohnya, penanganan bencana waktu cepat, tenaga tepat dan tidak sampai timbul korban dan materi,” jelasnya.
“Hasil pertemuan ini akan kami sampaikan kepada Ibu Wali Kota untuk ditindaklanjuti,” tutup Buher.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Batu Sasmito mengatakan, bencana alam tidak hanya berpotensi dari faktor alam saja. Melainkan juga demografis masyarakat Kota Batu itu sendiri karena tidak memperdulikan kebersihan dan kelestarian lingkungan.
“Bisa jadi faktor manusianya juga. Oleh karena itu kami apresiasi perhatian Kapolres Batu yang memiliki inovasi -inovasi,” tutupnya.(Der/Aka)