MALANGVOICE – Lahan kritis seluas 800 hektar di Kota Batu disebabkan tiga hal. Yakni alih fungsi lahan pertanian masyarakat, kebakaran, dan penebangan liar.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Kadistanhut) Kota Batu, Budi Santoso menyayangkan bila pertanian masyarakat di kampung-kampung turut menyebabkan lahan kritis.
“Kalau kita tinjau di balik hutan yang terlihat lebat ini, akan ada spot-spot lahan kritis. Petani juga yang tanam sayur,” ungkapnya.
Mengatasi hal ini, Tossi -sapaan akrabnya- mengaku akan koordinasi dan kerja sama lintas institusi yang ia sebut sebagai sinergi konservasi.
Instansi yang akan dilibatkan meliputi Distanhut, Militer, Kepolisian, Perhutani, termasuk masyarakat yang tergabung dalam LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan).
“Sinergi konservasi ini akan digalakkan tahun 2016 untuk menyelamatkan hutan di Kota Batu, yang pada akhirnya membawa dampak yang lebih besar kan?” tutur Tossi.-