Terpapar Covid-19, Dua Sekolah di Kota Malang Kembali Belajar Daring

Ilustrasi virus
Ilustrasi virus

MALANGVOICE – Dua sekolah di Kota Malang memutuskan kembali menerapkan pembelajaran secara daring sejak kamis (20/1).

Dua sekolah itu adalah MIN 1 Kota Malang dan TK BA Restu. Perlu diketahui pada Selasa (18/1) lalu, MAN 2 Kota Malang yang bersebelahan dengan dua sekolah tersebut juga kembali menerapkan pembelajaran daring.

Tiga sekolah itu menerapkan pembelajaran secara daring karena ada pelajar yang dinyatakan terpapar Covid-19. Sehingga untuk mencegah penyebaran diputuskan untuk tidak menerapkan PTM terlebih dahulu.

Kepala Sekolah MIN 1 Kota Malang Suyanto, mengatakan pada Rabu (19/1) kemarin, pihaknya mendapatkan laporan ada pelajar yang terpapar Covid-19. Mengetahui hal tersebut, PTM 100 persen pun dihentikan dan diganti dengan pembelajaran daring sejak Kamis (20/1) hingga (30/1) mendatang.

“Ada dua orang anak yang satu Kelas III di MIN 1 dan satunya lagi di TK BA Restu. Lalu, kami melapor ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang,” ujarnya saat diwawancarai awak media.

Setelah itu sekolah bersama dengan Dinkes Kota Malang melakukan tracing dan testing kepada pelajar, guru, dan pegawai lainnya yang terindikasi kontak erat dengan pelajar yang terpapar Covid-19 tersebut.

“Karena dari riwayat-nya, pelajar yang terpapar Covid-19 itu sempat masuk sekolah pada Jumat (14/1) dan Senin (17/1) lalu. Jadi kita lakukan swab,” kata Suyanto.

Terpisah, Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menyampaikan dua pelajar yang terpapar Covid-19 itu berasal dari klaster keluarga. Atau bapak dari kedua anak tersebut memiliki riwayat perjalanan dari luar Kota Malang.

“Dua kasus dari anak ini karena klaster keluarga, ada riwayat perjalanan dari ayahnya,” terangnya.

Sementara itu, pihaknya mengaku telah melakukan tes Swab kepada sekitar 50 orang hari ini. Jika nanti ada pelajar yang dinyatakan reaktif maka akan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

“Kalau dipisahkan psikologinya tambah stres dan itu menurunkan imunitas, jadi kita tetap sampaikan ke orangtua itu bisa di rumah asalkan dia dibatasi mobilitasnya tidak sampai keluar rumah,” tandasnya.(der)