Terinspirasi Ki Hajar Dewantara, Wanedi Usung Penyatuan Konsep Pendidikan dengan Budaya Lokal

Kota Malang Memilih Pemimpin

Calon Wakil Wali Kota Malang, Ahmad Wanedi, saat blusukan di tengah masyarakat. (Istimewa)
Calon Wakil Wali Kota Malang, Ahmad Wanedi, saat blusukan di tengah masyarakat. (Istimewa)

MALANGVOICE – Api semangat yang dipercikan oleh Ki Hajar Dewantara membuat Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 1, Ahmad Wanedi, terinspirasi. Dengan lantang pasangan dari Ya’qud Ananda Gudban itu menyampaikan, akan memberi pendidikan gratis.

Membidik sasaran penduduk asli Kota Malang, setiap tahun dia menyiapkan sebanyak 1.000 beasiswa. “Ini adalah bagian dari komitmen kami dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Ahmad Wanedi, Rabu (2/5).

Untuk menyukseskan program tersebut, pasangan dengan akronim Menawan itu menjalin kerja sama dengan seluruh perguruan tinggi baik swasta dan negeri di Kota Malang. “Kurang lebih kita telah menjalin hubungan dengan 52 perguruan tinggi dan mereka menyambut baik program ini,” katanya lagi.

Spirit Ki Hajar Dewantara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, baginya, harus menjadi landasan bagi pemerintah dalam menghadirkan pendidikan yang berkarakter lokal. Dia juga sempat berkisah tentang perjuangan pendidikan di masa silam.

Kala itu tatkala Suwardi Surjaningrat yang adalah cucu dari Paku Alam III melihat bangsanya sendiri masih berkutat dengan kebodohan, akhirnya memutuskan untuk mengakhiri dengan mendirikan mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta.

Sekolah pertama yang didirikan adalah taman indria (taman kanak-kanak) dan kursus guru, kemudian diikuti taman muda (SD), dan taman dewasa (SMP merangkap taman guru). Setelah itu, diikuti pendirian taman madya (SMA), taman guru (SPG), prasarjana, dan sarjana wiyata.

Rencana dari pria yang akrab dikenal Ki Hajar Dewantara dalam mencerdaskan kaum pribumi saat itu akhirnya berbuah hasil. Dalam waktu 8 tahun, Perguruan Taman Siswa telah hadir di 52 tempat.

“Konsep pendidikan itu juga harus menyatu dengan tradisi kebudayaan bangsa,” sahut Wanedi.

Hal ini juga yang menjadi dasar bagi pasangan Nanda-Wanedi dalam membentuk program kebudayaan yang telah termaktub dalam 25 aksi menawan. Agar pendidikan mampu bersaing secara global, politisi asal PDI Perjuangan itu juga mengupayakan menjadikan Kota Malang menjadi kota pendidikan berbasis internasional.

“Ini target kita, sehingga banyak mahasiswa asing yang datang belajar di sini. Marena ketika pendidikannya maju, kebudayaannya juga maju, dan tentu pariwisata juga akan ikut maju,” pungkasnya.(Coi/Aka)