Taman Wisata Sengkaling Puasa Wisatawan

Situasi Taman Wisata Sengkaling (Achmad Sulchan An Nauri)

MALANGVOICE – Pertumbuhan wisatawan belum berdampak signifikan untuk semua destinasi wisata. Salah satu contohnya seperti yang terjadi pada Taman Rekreasi Sengkaling UMM (Universitas Muhammadiyah Malang). Belum aktifnya kembali kegiatan persekolahan merupakan satu dari sekian alasan yang ada.

“Anak sekolah kan belum ada yang melakukan tour atau rekreasi rombongan. Jadi kebanyakan yang datang sekarang cuma rombongan keluarga,” jelas Koordinator Taman Rekreasi Sengkaling UMM, Yeni Dwi Kurniawati (08/12). Selain itu, ia mengira bahwa masyarakat masih was-was dalam berwisata karena takut dengan pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

Sebagai upaya menumbuhkan kenyamanan dan keamanan pengunjung, mereka sudah berbenah. Pengadaan protokol kesehatan (prokes) sesuai standar sudah dilaksanakan. Bahkan telah divalidasi oleh Dinas Kesehatan.

“Apapun inovasi yang kami munculkan tetap harus sesuai dengan prokes yang ada. Untuk saat ini memang itu yang harus diutamakan,” jelasnya. Perhatian khusus memang diberikan dalam penjagaan standar prokes.

Di pintu masuk pelancong melakukan pemeriksaan suhu badan dan cuci tangan. Jika suhu badan tercatat tidak normal, maka tidak diperbolehkan masuk ke destinasi wisata.

Ketika memasuki area sengkaling wisatawan diwajibkan memakai masker. Pemantauan melalui CCTV juga dilakukan untuk mengingatkan pengujung yang lalai. Akan ada petugas yang rutin berkeliling ke seluruh penjuru wisata untuk mengawasi juga.

Banner berisi himbauan penjagaan prokes juga terpasang dibeberapa sudut. “Kami sudah menyiapkan 35 tempat cuci tangan yang tersebar di seluruh sengkaling. Itu merupakan salah bentuk upaya kami membuat para wisatawan nyaman,” paparnya.

Selain itu, penyemprotan desinfektan secara rutin ditiap wahana juga digelar tiap harinya. “Apalagi disini kan kolam renang menjadi yang paling difavoritkan. Jadi kami berikan klorine sesuai stndar yang ditetapkan,” ucapnya.

Karyawan dipekerjakan secara bergantian untuk bisa meminimalisir pengeluaran. Tercatat kini tiap harinya hanya ada 500 orang yang berkunjung pada hari biasa.

Sedangkan saat weekend jumlah wisatawan hanya mencapai 1.500 pengunjung. Masih jauh dari ketetapan batas maksimum pengunjung dampak pandemi yang dibatasi sejumlah lima ribu pelancong.

Sebelum pandemi, kapasitas wisata sengkaling bisa mencapai 18 ribu wisatawan. Jauh perbedaan jumlah itulah yang membuat mereka kualahan. “Kami berharap agar semua segera berakhir dan seluruh masyarakat tidak takut lagi untuk berekreasi. Karena daampak yang didapatkan sangat luar biasa,” harapnya.

Pengunjung yang hadir mayoritas meliputi daerah seluruh Jawa Timur. Sekarang mereka sedang giat mempromosikan kembali destinasi wisata ini melalui media sosial guna menarik penunjung.(der)