Tabung Oksigen hingga Masker Mulai Langka di Kota Malang

Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Forkopimda Kota Malang, melakukan peninjauan di Agen Distributor, (MG2)

MALANGVOICE – Pasien Covid-19 di Kota Malang yang terus meningkat berdampak pada kelangkaan beberapa Alat Kesehatan (Alkes). Beberapa distributor tabung oksigen, masker hingga obat-obatan terlihat terbatas.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Malang, Sutiaji usai melakukan peninjauan di grosir dan distributor Alkes bersama Forkopimda Kota Malang pada Rabu (7/7).

Kelangkaan tabung oksigen ini dinilai merupakan permasalahan Nasional karena untuk mendapatkannya harus Impor terlebih dahulu ke negara lain.

Meski begitu, untuk ketersediaan oksigennya di Kota Malang masih dianggap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya bagi Rumah Sakit (RS) Rujukan yang sangat membutuhkan oksigen untuk perawatan pasien Covid-19 bergejala berat.

“Jadi persoalannya untuk oksigen itu masih (cukup) insyallah. Mudah-mudahan ini bisa segera dikendalikan. Tadi di RS Lavallet kebutuhan per hari sekarang sudah 6 ribu liter. Karena apa, skripnya sudah 15, kecepatannya 15 liter per menit. Jadi tabung gas yang kecil itu hanya 45 menit habis itu satu orang. Untuk itu ini yang harus dikendalikan,” ujarnya.

Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Forkopimda Kota Malang meninjau Grosir Alkes (MG2).

Kemudian, dari hasil peninjauan di grosir dan distributor Alkes, untuk ketersedian masker sendiri juga mengalami kelangkaan. “Tadi kita lihat penyedia satu sudah gak ada. Yang satunya masih ada tapi terbatas,” terangnya.

Selain itu, obat-obatan yang berfungsi untuk pasien Covid-19 sendiri juga mulai mengalami kelangkaan.

“Suplemen itu sudah mulai langka. Seperti Actemra dan Remdesifir yang dulu mudah didapat kini sudah sulit,” ucap dia.

Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Forkopimda Kota Malang, usai meninjau Distributor Alkes, (MG2).

Menurut Sutiaji, minimnya stok obat-obatan ini bukan disebabkan penimbunan yang beberapa oknum, namun karena memang jumlah barang di suplier sudah tidak ada.

“Langka itu bukan karena ada usaha dari penyedia itu menimbun (menahan). Tidak, tapi karena memang barang dari supliernya sudah tidak ada,” tuturnya.

Sedangkan untuk pantauan harga obat-obatan bagi pasien Covid-19 masih terbilang normal atau tidak mengalami peningkatan.

“Insyallah infonya di lapangan kita tetap tidak ada kenaikan. Lain kalau di online ya,” tandasnya.(end)