Sutiaji Rencanakan Mal Alun-Alun Jadi Pasar Seni

Mal Alun-alun Kota Malang. (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Kabar baik untuk para pelaku seni Kota Malang. Mal Alun-Alun yang habis masa kontrak 2019 mendatang bakal dijadikan pasar seni atau sentra kebudayaan.

Hal ini diungkapkan Wali Kota Malang Sutiaji. Bahwa Mal Alun-Alun selain akan dirombak ulang menjadi sentra UMKM seperti wacana awal. Pihaknya juga merencanakan ruang khusus untuk para pelaku seni dan kebudayaan.

“Kami nanti buat desainnya dan ada pasar seni masuk di situ, termasuk pelayanan publik,” kata Sutiaji kepada MVoice beberapa waktu lalu.

Menindaklanjuti itu, masih kata Sutiaji, pihaknya bakal melibatkan seluruh komunitas dalam perencanaannya. Terutama melibatkan unsur seniman.

“Iya untuk perencanaan akan melibatkan semua komunitas, seniman menjadi bagian itu untuk bisa diajak ngomong bersama,” sambung pria penghobi olahraga bulu tangkis ini.

Sutiaji menambahkan, keberadaan seniman diakuinya sangat penting. Sebab jadi bagian dalam pembangunan Kota Malang yang berkarakter. Kota Malang sendiri mendeklarasikan sebagai Kota Bermartabat. Hal ini juga tertuang dalam visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang periode 2018-2023, Sutiaji – Sofyan Edi Jarwoko.

“Hidup itu seni, maka seniman harus bisa berkontribusi dalam pembangunan Kota Malang,” pungkasnya.

Terpisah, salah satu seniman tradisi Kota Malang, Bondan Ari menuturkan bahwa jika Pemerintah Kota Malang serius mendesain pasar seni atau sentra kebudayaan maka haruslah direalisasi maksimal. Konsepnya totalitas, mulai hulu dan hilir. Dicontohkanya ada ruang untuk work shop produk kesenian.

Tidak sampai di situ saja, lanjut Bondan,
para pelaku UMKM, mulai sovenir hingga kostum karnaval diyakini bakal menghidupkan roda perekonomian industri kreatif.

“Misalnya ada work shop membuat gamelan, wayang dan topeng. Maka akan ada perteman antara penjual dan pembeli. Pengunjung jadi tahu proses pembuatannya juga,” kata Bondan.

Namun, lanjut Bondan, rencana ini harus didiskusikan serius dengan melibatkan akademisi, ekonom, dan tentunya wakil rakyat di kursi dewan.

“Kami sangat mendukung rencana ini. Karena Kota Malang tidak pantas jika tidak memiliki ruang khusus untuk pelaku seni dan kebudayaan,” pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan seniman Nova Ruth. Putri musisi legendaris Kota Malang Toto Tewel ini sangat mendukung adanya peran dan fasilitasi Pemkot Malang untuk para pelaku seni kebudayaan. Perlu pula didesain khusus untuk para seniman mengekspresikan karya.

“Cukup ada ruang yang mumpuni untuk pertunjukan. Tujuannya agar ada keberlanjutan grup seni dan aktivitasnya,” kata Nova.

Seniman yang juga berdomisili di Spanyol ini berharap akan banyak lahir seniman baru dengan dukungan fasilitas dari pemerintah. Dicontohknya banyak negara di Eropa yang peduli terhadap keberadaan seniman. Bahkan dari usaha seniman diwajibkan membayar pajak.

“Struktur kesenian di Eropa sangat keren. Pajaknya itu dipakai untuk support seniman lagi dengan buka funding application termasuk support venue,” pungkasnya. (Der/Ulm)