Srada Mbah Rasimun, Didi Nini Thowok Nari di Kuburan Tumpang

Didi Nini Thowok menari beskalan di depan makam Mbah Rasimun dalam ritual srada (fia)

MALANGVOICE – Didi Nini Thowok hadir di Malang dalam rangka mengikuti ritual upacara Srada (peringatan 12 tahun kematian) Rasimun, maestro tari Topeng Beskalan di pemakaman umum Gragah Dawa Wangkal, Tumpang Kabupaten Malang.

Bersamaan ritual srada, digelar pula pangijingan (pemasangan kijing) makam arwah pradina topeng penari tandak beskalan pawestren Rasimun.

Ditemui di Padepokan Mangundarmo, Tumpang sebelum ritual, Didi Nini Thowok menjelaskan kehadirannya di makam Rasimun sejatinya untuk memenuhi nazar membuatkan kijing (nisan) untuk makam maestro tari topeng beskalan tersebut.

Pasalnya, makam Rasimun tidak memiliki penanda dan hampir rata dengan tanah sehingga sulit dikenali.

“Karena itu, saya kemudian ngomong ke keluarga, jika ada rejeki akan membuatkan kijing. Ternyata baru kesampaian sekarang dan kebetulan hari ini juga bertepatan dengan 12 tahun meninggalnya mbah Rasimun,” kata dia.

Dalam ritual srada tersebut, Ki Sholeh, pengelola padepokan Mangundarmo memimpin ritual membacakan kidung sastra jawa diiringi lantunan dari alat musik tradisional.

Setelah itu dilakukan tabur bunga di makam Rasimun dan istri yang dilanjutkan dengan penyerahan sampur dari Ki Sholeh kepada Didi Nini Thowok. Selanjutnya, Didi Nini Thowok menarikan beskalan putri dan mengambil topeng emas dari arca bunga. Kemudian topeng tersebut diserahkan kepada penari pilihan.

“Tarian beskalan adalah penarikan arwah ke dalam topeng emas yang kemudian dipakai menari dengan harapan kebaikan dari arwah bisa memancar ke tamu yang datang,” kata dia.

Didi Nini Thowok berharap melalui kegiatan tersebut, kesenian tradisional bisa dilestarikan dan makin berkembang.