“Saya Siap, Apapun Harus Ikhlas”

Hercules A1334 dari Malang Jatuh

Suasana rumah duka saat dikunjungi Danlanud Abdulrahman Saleh, Marsma TNI Djoko Senoputro (Tika)
Suasana rumah duka saat dikunjungi Danlanud Abdulrahman Saleh, Marsma TNI Djoko Senoputro (Tika)

MALANGVOICE – Suasana duka dan isak tangis jelas terasa di rumah duka kru pesawat Hercules C-130 nomor A1334, yang jatuh di Wamena, Papua, Minggu (18/12) pukul 06.09 WIT.

Agus Purwati, istri Peltu Suyata tampak tegar menghadapi kenyataan ini. Masih mengenakan mukenah usai salat Dhuhur, dia menerima kunjungan Danlanud Abdulrahman Saleh, Marsma TNI Djoko Senoputro.

Berkali-kali dia meminta maaf kepada rombongan Djoko yang datang bertakziah ke rumahnya di Perumahan Asrikaton.

“Mohon maaf jika selama bertugas suami saya ada kesalahan. Saya benar-benar minta maaf,” kata dia sembari menutup wajahnya menyembunyikan tangis.

Dia mengaku pasrah jenazah suaminya akan dikebumikan dimana. Dia hanya berharap proses kepulangannya lancar.

“Semoga dipermudah semua,” harap dia sembari menahan tangis.

Purwati mengaku pasrah dengan keadaan ini. Ibu tiga putri ini juga mengaku ikhlas dengan kecelakaan yang menewaskan suaminya.

“Saya siap, apapun harus ikhlas. Terimakasih banyak,” kata dia.

korbanSementara itu, di rumah duka Pelda Agung Sugihantono yang berada satu kompleks, Linda Lidia sang istri tak kuasa menahan tangis.

Jelas terlihat dia sangat terpukul dengan musibah ini. Berkali-kali kerabatnya harus menguatkan dengan meminta ibu dua anak ini untuk istighfar dan bertakbir.

Pemandangan mengharukan justru datang dari anak kedua Lidia, Oktavian Ramadhani yang seolah tak tahu kabar duka dari rumahnya. Baru dia menangis setelah banyak tamu berdatangan ke rumahnya untuk takziyah.

Baca Juga:

Saat ditinggal bertugas suaminya, Sabtu (17/12) pagi, Lidia dalam kondisi masih sakit typus. Selama dua minggu perempuan berkulit putih ini sakit.

“Masih belum sembuh dari sakitnya itu Bu Lidia, kasihan,” kata salah satu tetangga yang tidak ingin namanya disebut itu.

Perempuan yang juga bersuamikan anggota Lanud Abdulrahman Saleh ini membeberkan, sebelum kejadian naas itu, Agung sempat berkirim pesan singkat ke Lidia.

“Bu Lidia cerita ke saya, dikirimi pesan suaminya. Bilangnya ‘seandainya saya tidak bisa dihubungi berarti sudah di pesawat’ itu kirimnya kemarin apa pagi tadi ya, saya lupa,” kata dia menirukan isi pesan singkat Agung.

Masih menurut perempuan berwajah cantik ini, saat kabar duka itu sampai, Lidia sontak mencari kebenaran informasi ke rumah tetangga ini.

Pasalnya, suami si tetangga dan Agung ini berdinas di Lanud Abdulrahman Saleh.

“Tapi suami saya bukan dari Skadron 32. Kami juga sudah tahu kabar itu tapi tidak berani sampaikan, biar dinas saja yang memberitahu. Saya berusaha menenangkan,” kata dia.

Bagi para tetangga, Agung dikenal pribadi yang baik dan ramah. Orang yang supel dan tidak neko-neko.

“Keluarga kami kenal akrab, dia orangnya pendiam, baik. Anaknya masih kecil-kecil. Putri pertamanya SMP, anak keduanya masih SD,” cerita dia.