Setahun, YJI Gelontor Rp 1 Miliar Biaya Operasi Jantung

Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo saat berbincang dengan Dewanti Rumpoko di Balai Kota Among Tani, Jumat (26/1). (Aziz / MVoice)
Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo saat berbincang dengan Dewanti Rumpoko di Balai Kota Among Tani, Jumat (26/1). (Aziz / MVoice)

MALANGVOICE – Sepanjang 2017 lalu Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Malang Raya mengeluarkan dana sekitar Rp 1 miliar untuk operasi jantung.

Data yang dihimpun MVoice melalui YJI Malang Raya ada 8 pasien operasi jantung. Lima di antaranya merupakan anak di bawah usia 7 tahun, semuanya berasal dari Malang Raya. Seluruh pasien ditangani di RS Jantung Harapan Kita dan RS Siloam Jakarta.

Sementara itu, ada empat pasien yang masuk daftar tunggu sampai 31 Desember 2017. Yakni pasien asal Ngajum Kabupaten Malang, Bumiaji Kota Batu, Pesanggrahan Kota Batu, dan Pandaan Pasuruan. Tiga pasien di antaranya masih usia di bawah 3 tahun.

Sumber dana yang dikumpulkan yakni dari YJI Pusat sebesar Rp 854 juta dan Rp 91 juta dari dompet YJI Cabang Malang Raya. Dana dari YJI Malang Raya dihimpun pula dari hibah Pemkab Malang, hibah Pemkot Batu dan donatur lainnya.

“Biaya operasi itu tidak murah. Sekali operasi bisa habis Rp 250 juta. Belum biaya lainnya,” beber Wakil Ketua YJI Malang Raya, Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo kepada MVoice, Jumat (26/1).

Melihat mahalnya biaya pengobatan, lanjut Djanggan, maka
prioritas YJI Malang Raya tidak lain untuk mempertajam peran Indonesia sehat di 2025.

“Maka penting adanya upaya preventif dan promoter. Utamanya bahayanya penyakit jantung koroner dan jantung katup atau penyakit bawaan,” sambung dia.

Fakta di lapangan, masih kata dia, jantung bawaan terjadi pada keluarga kelas ekonomi bawah. Serta ibu hamil yang tidak mementingkan kebersihan dan gizinya.

“Fokus preventif YJI juga diprioritaskan kepada para ibu hamil untuk lebih memproteksi janinnya. Jantung janin itu sudah mulai berdetak sejak usia 3 bulan kandungan,” jelasnya.

YJI melalui anak organisasi Klub Jantung Sehat diharapkan tidak hanya soal olahraga semata.
Harus pula aktif mengampanyekan slogan “Sehat”. Yaitu, seimbang gizi, enyahkan rokok, hindari dan hadapi stres, awasi tekanan darah, dan teratur berolahraga.

“Kami ingatkan lagi bahwa biaya mahal meja operasi menanti mereka yang tidak preventif,” tutupnya.(Der/Aka)