Seniman Sayangkan Tertutupnya Ruang Dialog

Aji Prasetyo (Kanan) bersama musisi Iksan Skuter (Kiri)

MALANGVOICE – Revitalisasi Hutan Kota Malabar dengan anggaran dana corporate social responsibility (CSR) PT Otsuka, menuai reaksi dari para pemerhati lingkungan dan seniman yang ada di Kota Malang.

Mereka menilai, jika model revitalisasi sesuai dengan site plan yang disuguhkan pemberi CSR, maka fungsi hutan akan terdegradasi, bahkan beralih fungsi.

Meramaikan media sosial di jejaring facebook dan twitter dengan tagar #SaveHutanMalabar, aksi mereka kini sudah mulai meruncing.

Beberapa karya melalui pembuatan video klip musik serta puisi kini digelorakan untuk melakukan perlawanan. Tujuannya, agar satu-satunya hutan kota di Malang itu terselamatkan dari arus industrialisasi.

“Kami melakukan perlawanan dari beberapa lini, termasuk salah satunya melalui cara budaya,” kata kordinator gerakan Save Malabar, Aji Prasetyo, kepada MVoice, Jum’at (21/8).

Dijelaskan, perlawanan menggunakan jalur budaya tumbuh karena kepedulian mereka atas berbagai hal termasuk lingkungan.

Seni dan budaya dalam sifatnya yang universal, kata Aji, mampu dijadikan alat penyadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup termasuk hutan kota.

“Kepentingan kami hanyalah bagaimana agar hutan itu bisa selamat,” tandasnya.

Pria yang juga komikus handal itu juga menyayangkan langkah pemerintah yang menutup ruang dialog dengan publik sebelum melakukan revitalisasi hutan.

“Selama ini porsi warga untuk diajak rembugan, kurang. Pemerintah seakan menjadi penguasa tunggal yang bisa melakukan apa saja. Faktor itulah yang membuat harus melawan melalui jalur seni dan budaya,” tegas Aji

Dalam waktu dekat, kata dia, para seniman, sastrawan dan musisi Kota Malang bakal menggelar pementasan dengan tema save malabar. Ini ditujukan kepada masyarakat, agar mengetahui seberapa pentingnya fungsi hutan kota ini.

“Kami akan gelar show musik, dan akan kami publikasikan agar masyarakat Indonesia tahu, gerakan kebudayaan ini mampu melindungi hutan kota yang sedang dihadapkan dunia industri,” beber dia.