Sampaikan Duka, Dua Aktivis Kemanusiaan Takziah ke Rumah Anggota Polres Tulungagung

Humas #aremaniamenggugat, Indranesia saat memberikan syal. (MVoice/Ist).

MALANGVOICE – Dua orang aktivis kemanusiaan dari ProDesa dan #AremaniaMenggugat mendatangi rumah Aipda (Anumerta) Andik Purwanto, salah satu anggota Polres Tulungagung yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan, Jumat (14/10).

Mereka langsung menuju rumah Aipda (Anumerta) Andik Purwanto di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, untuk menyampaikan duka terhadap keluarga almarhum Andik Purwanto.

Koordinator bidang Pekerja ProDesa Ahmad Kusaeri yang disampaikan humas humas #aremaniamenggugat, Indranesia, harus menempuh jarak sekitar 117 Kilometer untuk bisa bertemu keluarga korban.

Baca Juga: Banjir Sungai Panguluran di Kabupaten Malang Rendam Ratusan Rumah di Desa Sitiarjo

Baca juga: Membangun Kota Batu dengan Semangat Kebersamaan

“Setelah sampai di rumah duka, terlihat suasana duka masih menyelimuti lingkungan itu, tapi pagar rumah duka dikunci gembok dari luar,” ucap Kusaeri, Jumat (14/10).

Sesampai dirumah duka, lanjut Kusaeri, pagar rumah itu terlihat digembok dari luar, yang menandakan penghuni rumah itu tidak ada dirumah.

“Alhamdulillah, kita ketemu tetangga almarhum yang memberikan informasi jika rumah orang tua istri Almarhum, Yulia (34) berjarak sekitar 1 km dari sini (rumah duka),” jelasnya.

Setelah mendapat informasi itu, lanjut Kusaeri, dirinya mencari rumah yang dimaksud itu, dan sesampainya di rumah orang tua istri korban langsung disambut oleh pemilik rumah, yang diketahui bernama pak Bibit.

“Kami datang untuk takziah, turut berbela sungkawa, serta mohon maaf atas trgedi di Kanjuruhan, semoga segera terang benderang dan diusut tuntas,” terang Ahmad Kusaeri yang juga didampingi humas #aremaniamenggugat, Indranesia, kepada keluarga istri Aipda (Anumerta) Andik Purwanto.

Dikesempatan itu, tambah Kusaeri, dirinya diperkenalkan kepada dua orang anak kecil yang merupakan anak almarhum Andik Purwanto.

“Kedua Syal Arema yang kami bawa pun kami kalungkan kepada keduanya sambil mengajak bercanda. Ini tentang kemanusiaan, apapun profesinya korban tragedi kanjuruhan adalah sama-sama manusia,” aku Indranesia.

Kedua aktifis kemanusiaan ini, meminta hak-hak korban khususnya anak korban juga harus dilindungi, tidak bisa hanya janji-janji.

“Selain harus diusut tuntas peristiwa kajuruhan, hak-hak korban harus ada jaminan dari negara terealisasikan kelak,” tukasnya.(end)