MALANGVOICE– Lahirnya generasi milenial mengubah tren dunia kerja usia muda. Anak muda generasi milenial cenderung lebih suka dengan tren kerja model ‘gig economy’ atau kerja model temporer dan tidak betah bekerja terlalu lama di satu tempat.
Hal ini diungkapkan Gubernur Jawa Timur terpilih periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa saat memberikan kuliah tamu di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Senin (13/8)
“Untuk memfasilifasi generasi milenial, maka kami dirikan Millenial Job Center,” katanya.
Millenial Job Center ini diakui Khofifah sudah ada di sembilan program prioritas nawa bhakti satya yang digagas dalam kampanye Pilgub Jawa Timur.
“Jadi trennya anak muda milenial sekarang ini adalah bosenan. Setahun dua tahun sudah ingin pindah. Memang prototipenya begitu di era ekonomi kreatif ini banyak yang memilih pekerjaan dengan jangka pendek,” kata Khofifah.
Misalnya desainer, fotografer, event organizer, freelancer, mereka lebih suka dengan berpindah-pindah dan bisa kerja dimana saja. Oleh sebab itu, menurut Khofifah mereka juga butuh difasilitasi.
Dalam format millenial job center, Khofifah ingin ada kalangan profesional yang senior yang diharapkan bisa menjadi tutor profesional. Dengan konsep dedikasi dari kalangan profesional untuk generasi penerus, layanan tutor di millenial job center ini bisa gratis diberikan atau berbiaya rendah.
“Mereka yang merasa memiliki bakat dan minat bisa mengasosiasikan dirinya di sana. Mentor profesional akan memantau dan membimbing dan suatu saat akan ditetapkan billing rate yang rendah, jadi tidak selamanya gratis,” ucapnya.
Lebih lanjut era gig economy ini tidak hanya berlaku di Indonesia dan Jawa Timur saja. Melainkan di dunia.
Di Amerika misalnya, Khofifah menyebut saat ini gig economy sudah diterapkan oleh 34 persen milenial. Diperkirakan akan meningkat menjadi 43 persen di tahun 2020.
“Pertumbuhan ini cukup cepat. Hanya dalam jangka waktu 1.5 tahun saja, persentasenya naik 10 persen lebih,” pungkas Khofifah. (Der/Ulm)