Rektor Unikama: Bentrokan Antar Mahasiswa karena Kekeliruan di KPU Kampus

Bentrokan Mahasiswa Unikama

Rektor Unikama Pieter Sahertian (baju coklat, berkacamata) saat ditemui awak media. (Toski D).
Rektor Unikama Pieter Sahertian (baju coklat, berkacamata) saat ditemui awak media. (Toski D).

MALANGVOICE – Rektor Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) Pieter Sahertian menyebut bentrokan yang terjadi di kampus dikarenakan adanya ketidakpuasan pendukung pasangan calon nomor 3, terhadap hasil perhitungan Pemilihan Presiden Mahasiswa (Presma).

“Mungkin ada sedikit kekeliruan dari KPU kampus dalam proses penghitungan. Dalam proses perhitungan tersebut memang ada selisih tiga suara,” ungkapnya, saat ditemui awak media, di ruang humas Unikama, Minggu (12/1).

Menurut Pieter, dalam pelaksanaan pemilihan Presma yang digelar pada Kamis (9/1) kemarin itu diikuti oleh tiga pasangan kontestan. Kontestan nomor 3 dan pendukungnya merasa tidak puas dengan hasil pemilihan Presma tersebut karena ada suara yang hilang.

“Hilangnya suara tersebut membuat para kontestan meminta klarifikasi. Ketika KPU Kampus menjelaskan posisi surat yang hilang tersebut, beberapa pihak tetap tidak bisa menerima,” jelasnya.

Dengan adanya hal tersebut, lanjut Pieter, akhirnya pihak kampus mengundang mediasi semua kontestan untuk mencari jalan keluarnya.

“Dan kemarin itu saya diundang karena KPU kampus akan melakukan penetapan suara yang sah dan penetapan pemenangnya. Tapi, di dalam proses itu ada temuan-temuan walau tidak signifikan, yang membuat pendukung pasangan calon 1 dan 3 bentrok,” ulasnya.

Bentrokan tersebut, tambah Pieter, membuat aparat kepolisian dan TNI untuk melakukan pengamanan agar tidak terjadi kericuhan.

“Sebenarnya, melihat kampus dijaga aparat kepolisian dan TNI merupakan pemandangan yang gimana, mereka berjaga-jaga agar tidak terjadi kericuhan. Syukurlah, hari ini (Minggu 12/1) telah ditetapkan pasangan calon nomor urut 1 yang menang,” pungkasnya.(Der/Aka)