Ratusan Siswa Gembira Bermain Permainan Tradisional

Bermain jepretan (anja)

MALANGVOICE – Sudah saatnya anak-anak diperkenalkan kembali dengan permainan tradisional sebagai bentuk jati diri dan pembentukan nilai karakter. Hari ini, ratusan siswa se-Malang Raya tumpek blek di Taman Krida, bermain permainan tradisional.

Sekitar 600 siswa yang terdiri dari siswa SD, anak jalanan, expat, anak berkebutuhan khusus, dan komunitas bergabung di Pemeran Permainan Tradisional. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Pekan Budaya Indonesia (PBI) 2016 yang digelar 1-5 September dan digagas Direktorat Jenderal Budaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bola sarung
Bola sarung
Rorodaan
Rorodaan
Siswa antusias bermain
Siswa antusias bermain
Sri Hartini saat ditemui MVoice.
Sri Hartini saat ditemui MVoice.

Dirjen Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi Kemendikbud, Sri Hartini mengatakan, dalam permainan tradisional, ada hal yang sangat mendasar untuk membentuk watak dan perilaku.

“Permainan tradisional tidak sekadar soal bermain, tapi ada nilai kedisiplinan, kejujuran, kebersamaan, toleransi, dan tanggung jawab,” katanya kepada MVoice beberapa menit lalu.

Kemendikbud juga mengajak semua Dinas Pendidikan se Malang Raya untuk terlibat dalam membangun ekosistem budaya.

“Semua komunitas, teman pelestari dan pelaku lingkungan kita libatkan. Bahkan Disdik se-Malamg Raya juga kami libatkan. Elemen masyarakat seperti LSM juga ikut. Bahkan media juga memegang peranan penting,” katanya lagi.

Siswa-siswa terlihat ramai bergantian mencoba macam-macam permainan tradisional seperti jepretan, ban-banan, alom bambu, egrang, bola sarung dan rorodaan