Ratusan Bonsai Nasional Adu Paling Indah di Batu

Kontes bonsai nasional di Perumahan Batu Panorama, Sabtu (23/12). (Aziz Ramadani/MVoice)
Kontes bonsai nasional di Perumahan Batu Panorama, Sabtu (23/12). (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE– Untuk pertama kalinya Kota Batu menggelar kontes tanaman bonsai skala nasional. Tidak hanya sekadar adu paling indah, gelaran perdana ini diharapkan mampu memacu kuantitas dan kualitas ekspor petani bonsai di Kota Batu.

Total ada 45 cabang PPBI ikut serta dalam kontes ini. Tercatat di antaranya, seperti Bandung, Medan, Tanggerang, Madura, Bondowoso, Semarang, Bali, Malang dan tentunya Kota Batu. Total ada 385 tanaman bonsai, masing-masing terbagi dalam 3 kategori kontes. Sejumlah 52 bonsai kategori madya, 240 kategori regional dan 92 kategori prospek atau bakalan bonsai.

Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Kota Batu Muji Kasiono mengatakan, meskipun digelar perdana, kontes bonsai terbilang sukses. Sebab, antusiasme peserta dari luar daerah cukup tinggi.

“Tujuan utama kami untuk menyemangati petani bonsai Kota Batu tercapai,” kata pria akrab disapa Ghutot ditemui MVoice, Sabtu (23/12).

Kenapa petani bonsai perlu didukung semangatnya? Sebab, bonsai karya petani Kota Batu mulai dilirik mancanegara. Dalam setahun, pasar luar negeri meminta minimal 3 kali kirim bonsai. Sekali kirim atau ekspor, dibutuhkan minim 1.000 bonsai.

“Kuota ekspor itu harus dipenuhi. Pasarnya seperti Belanda dan Jerman,” ujarnya.

Untuk kontes bonsai, lanjut dia, penilaian oleh 3 juri utama, dua juri madya dan 1 dewan juri. Bonsai terbaik dipasang pita warna merah atau baik sekali. Kontes ini menjaring sejumlah 10 terbaik yang juga menentukan kenaikan kelas.

“10 terbaik mendapatkan sertifikat. Agenda ini kedepannya akan jadi kontes tahunan,” tutup warga Punten Bumiaji ini.

Sementara itu, Juri Utama Saiful Hadi mengatakan, ada empat kriteria penilaian. Diantaranya, penampilan, gerak dasar, keserasian dan kematangan. Untuk penampilan dilihat dari keseluruhan mulai penempatan dalam pot dan bentuk bonsai. Gerak dasar dinilai mulai ujung pohon sampai mahkota pohon hingga keserasian tentang komposisi perantingan.

“Sedangkan kematangan dilihat kelengkapan anatomi pohon,” tutupnya.(Der/Aka)