Pupuk Bersubsidi Kota Batu Langka?

Suasana Gudang Toko Pupuk UD. Gangsar. (Aan)

MALANGVOICE – Petani Kota Batu harus bersabar. Betapa tidak? saat ini pupuk bersubsidi mengalami kelangkaan. Hal ini memakasa harus membeli pupuk nonsubsidi yang harganya dua sampai tiga kali lipat.

Kelangkaan ini diungkapkan oleh Dispertan dikarenakan kurang proaktifnya penjual pupuk eceran yang bertugas mendistribusikan pupuk bersubsidi.

Namun, anggapan itu diluruskan oleh salah satu pemilik toko UD Gangsar, Handoko Soekanto. Ia mengatakan, membeli pupuk bersubsidi harus berpaket-paket. Sehingga tokonya terbebani penjualan yang tidak diminta.

“Susah untuk meneruskan pendistribusian pupuk organik,” keluh pemilik Toko UD. Gangsar, Handoko Soekanoto.

Selain itu juga terkadang di dalam paketan tersebut juga dicampuri pupuk non subsidi. Ditambah lagi Handoko mengeluhkan harga pupuk subsidi yang mahal. Ia mengaku bisa mendapatkan pupuk dengan kualitas yang sama antara bersubsidi dan non subsidi.

“Pupuk bersubsidi harganya 180 ribu sedangkan saya bisa dapat ditempat lain 170 ribu,” lanjutnya.

Selain itu ia juga mengeluhkan sistem baru semenjak adanya Kartu Tani.

“Para petani kesusahan untuk membeli pupuk bersubsidi,” jelas Handoko. Hal itu dikarenakan para petani masih belum menguasai sistem baru yang menggunakan teknologi modern itu.

Saat ini dalam toko Handoko masih terdapat 4 ton pupuk bersubsidi berjenis ZA dan 200kg pupuk bersubsidi berjenis phonska. Ia mengatakan dalam waktu dekat akan berhenti mendistribusikan pupuk bersubsidi. (der)