PTN-BH Tak Selalu Akibatkan SPP Mahal

Wakil Rektor II Universitas Brawijaya, Sihab
Wakil Rektor II Universitas Brawijaya, Sihab (Anja)

MALANGVOICE – Terkait aksi penolakan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Pendidikan Universitas Brawijaya (UB), Wakil Rektor II, Dr Sihabudin SH MH, angkat bicara.

Ia mengatakan, ketakutan-ketakutan mahasiswa soal kenaikan SPP bila UB berubah menjadi PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum), hingga melakukan aksi penolakan, itu kurang masuk akal.

“Misalnya UB jadi PTN-BH, ya jangan sampai, kami tidak menginginkan itu, tapi ini misal lho. Namanya berbadan hukum, berarti sudah lepas dengan pemerintah alias mandiri. PTN ini ada kebebasan untuk membuat program dan segala macam kegiatan,” kata dia, saat ditemui MVoice di kantornya, sore ini.

Ia juga menjelaskan, mahasiswa tak perlu khawatir jika PTN-BH mempengaruhi penambahan biaya SPP.

“Lho itu tidak selalu terjadi. Dilihat kondisinya dulu. Selama bantuan negara dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan dana operasional BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri) masih ada dan memenuhi presentasinya, maka SPP tidak akan membebani mahasiswa,” tandasnya.

Ia juga menegaskan, nominal BOPTN memang mengalami penurunan, karena pengurangan anggaran dan penambahan jumlah PTN penerima dana bantuan tahun ini.

“Lha kalau PTN pembaginya bertambah, otomatis dana yang didapat pasti menurun,” katanya.

Meski demikian, selama ini pihak UB masih suka dengan posisinya sebagai PTN-BLU (Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum) dan tidak ada rencana untuk beralih ke PTN-BH.