Proyek Pelebaran Kali Sambong Tuntas, Segera Dialihkan ke BBWS Brantas

Proyek pelebaran Kali Sambong telah rampung 100 persen. Proyek ini merupakan tindak lanjut penanganan pasca banjir bandang yang terjadi pada 4 November 2021 lalu. (MG1/Malangvoice)

MALANGVOICE – Sejumlah pekerja sibuk membersihkan ceceran sisa material di jembatan yang membentang di aliran Kali Sambong, Desa Bulukerto, Bumiaji, Kota Batu, Selasa (29/3). Beberapa pekerja lainnya juga membongkar bongkahan-bongkahan papan kayu yang digunakan sebagai alat bantu proyek pelebaran aliran air.

Proyek pelebaran aliran air Kali Sambong ini tindak lanjut dari penanganan pascabanjir bandang yang terjadi pada 4 November 2021 lalu. Upaya itu ditempuh setelah mendapat instruksi Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Teknis pelaksanaan pelebaran aliran Kali Sambong dikerjakan PT Wijaya Karya (Wika).

Pelaksana Lapangan PT Wika, Aditya Permana menuturkan, proyek pelebaran Kali Sambong telah rampung 100 persen per Minggu kemarin (27/3). Aliran sungai dilebarkan menjadi 7 meter dari sebelumnya yang hanya sekitar 4 meter. Pengerjaan proyek dimulai pada awal Desember 2021 lalu.

“Sudah selesai Minggu kemarin (27/3). Pekerja saat ini membersihkan sisa-sisa sampah di aliran sungai. Kemungkinan akhir Maret atau awal April akan diserahterimakan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas selaku pengelola,” ujar Aditya (Selasa, 29/3).

Proyek pelebaran Kali Sambong dibagi dalam empat titik. Yakni titik 0 hingga titik 3. Titik 0 dimulai dari area bawah Gunung Pucung. Bagian hilirnya berada di Jalan Dieng, Desa Bumiaji, Kota Batu. Dari keempat titik itu membujur jembatan penghubung.

“Jembatan ada di tiap titik. Mulai titik 0, 1, 2 dan 3. Nah di jembatan titik 3 masih ditutup. Kendaraan belum dibolehkan lewat situ karena betonnya masih baru. Sehingga belum mampu menahan beban kendaraan,” imbuh dia.

Aditya mengatakan, jembatan di titik 3 baru bisa dilewati pada Rabu besok (30/3). Itu pun hanya diperbolehkan untuk kendaraan roda dua. Butuh waktu satu pekan untuk bisa dilewati kendaraan roda empat ataupun kendaraan besar.

“Masing-masing jembatan mampu menahan beban 8 ton. Namun karena masih baru selesai, jembatan di titik 3 masih ditutup dari akses kendaraan,” ucap dia.

Menurutnya, proses penyelesaian proyek cukup terhambat tatkala hujan mengguyur. Apalagi ketika masuk tahap pengecoran untuk pembangunan plengsengan di sepanjang tepi sungai.

Pembangunan plengsengan ini ditujukan agar tak memicu tergerusnya tanah sehingga mengakibatkan sedimentasi. Selain, membangun plengsengan, upaya mencegah sedimentasi juga dilakukan dengan pemasangan bronjong yang disusun menyerupai terjunan. Ada dua terjunan yang dirancang di badan sungai. Yakni di aliran titik 2 dan titik 3.

“Terjunan dibuat di permukaan yang memiliki kemiringan terjal. Fungsinya agar dasar sungai tak tergerus arus.(der)