Program Kotaku Dirasakan Manfaatnya di Malang

Perubahan kawasan Kayutangan Kota Malang. (Istimewa)

MALANGVOICE – Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dirasakan manfaatnya di beberapa daerah di Kota Malang. Sejak 2018 hingga akhir 2021 ini sejumlah kawasan dan infrastruktur mengalami perubahan.

Koordinator Program Kotaku Kota Malang, Arif Prasetyo, mengatakan, program ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengurangan kawasan kumuh secara berkelanjutan dan pencegahan timbulnya kawasan kumuh baru, yang juga menjadi target RPJMN 2020 – 2024.

Peran pemerintah daerah sebagai Nahkoda dalam upaya pengurangan kawasan kumuh perkotaan, diharapkan mampu menjawab pencapaian target 100-0-100.

Karena itu, Arif gencar memberikan pemahaman terkait program Kotaku yang digelar di Malang pada Selasa dan Rabu, 7-8 Desember 2021 secara daring.

Melalui Lokakarya Penanganan Pemukiman Kumuh Kota Malang ini, beberapa hal dibahas. Antara lain hasil dan kelanjutan program Kotaku.

“Kami ingin meningkatkan akses infrastruktur dan pelayanan dasar di pemukiman kumuh perkotaan dan mencegah timbulnya pemukiman kumuh baru,” katanya.

Dari hasil pemaparan, ada 17 kelurahan di Kota Malang yang efektif menjalankan program Kotaku. Sebaran luasan kekumuhan tercatat di kawasan Kecamatan Kedungkandang, disusul Klojen.

“Kedungkandang karena luasnya wilayah, sementara Klojen merupakan pusat perdagangan dan jasa,” ujarnya.

Arief menambahkan, Pokja PKP juga sangat diperlukan agar program Kotaku ini berhasil dan berkelanjutan. Selain itu diharapkan mampu menggerakkan elemen masyarakat agar bisa bersama-sama mengubah kawasan menjadi lebih baik.

Adapun hasil program Kotaku yang berhasil hingga akhir 2021 ini adalah perubahan kawasan Kayutangan yang kini disulap menjadi kawasan heritage. Selain itu ada juga taman air di Polehan yang kini lebih bersih.

Di kawasan Ciptomulyo, lokasi kumuh diubah menjadi lebih asri dengan pengecatan mural tembok. Padahal sebelumnya tempat itu tidak digunakan dan sangat kotor. Kini bisa menjadi tempat berkumpul dan bermain anak-anak.(der)