PPKM Diperpanjang Lagi, Perumda Jasa Yasa Terancam Bangkrut

Balekambang
Suasana di pantai Balekambang. (Doc/Toski D).

MALANGVOICE – Pemerintah pusat memutuskan terus memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali hingga Senin (23/8) mendatang

Keputusan itu disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di akun Youtube resmi Sekretariat Presiden, Senin (16/8) kemarin.

Dengan adanya keputusan tersebut, membuat Perusahaan umum daerah (Perumda) Jasa Yasa bakal terus merugi hingga terancam bangkrut atau gulung tikar.

Pasalnya, selama diberlakukan PPKM seluruh objek wisata di Kabupaten Malang termasuk yang dikelola Perumda Jasa Yasa tutup. Sementara biaya operasional tetap dikeluarkan, seperti gaji pegawai.

Menanggapi hal tersebut Dirut Perumda Jasa Yasa Ahmad Faiz Wildan, mengatakan, selama PPKM berlangsung tidak ada pemasukan.

“Selama PPKM kami (Perumda Jasa Yasa, red) tekor atau merugi sekitar Rp 200 juta per bulan. Itu untuk fixes cost saja. Belum termasuk perawatan operasional dan pengeluaran macam-macam lainnya,” ucap Direktur Utama (Dirut) Perumda Jasa Yasa Ahmad Faiz Wildan, Senin (17/8).

Baca juga: Perumda Jasa Yasa Gandeng PT AJI Kelola Hotel dan Pemandian Air Panas Songgoriti

Menurut Wildan, di Perumda Jasa Yasa ada enam objek wisata yang dikelola, selama PPKM tempat wisata tersebut tidak diizinkan untuk beroperasi. Padahal wisata itu bisa menyumbang ratusan juta rupiah setiap bulannya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.

“Jadi semua wisata kami tutup. Mulai Pantai Balekambang, Ngliyep, dan unit-unit usaha yang kita kelola tutup semuanya. sudah selama 45 hari lebih tutup, karena PPKM ini,” jelasnya.

Dengan kondisi seperti ini, lanjut Wildan, membuat pergerakan di bidang pariwisata masih stagnan, yang membuat kerugian semakin besar jika PPKM diperpanjang terus menerus.

“Saat ini, imunitas di dalam perusahaan ini (Perumda Jasa Yasa, red) semakin rapuh,” jelasnya.

Untuk meminimalisasi kerugian tersebut diperlukan kerja sama dengan pihak ketiga atau investor, agar bisa mengurangi beban biaya yang selama ini ditanggung Perumda Jasa Yasa

“Ya kami harus menggandeng investor. Karena posisi imunitas tadi yang harus kami naikkan, agar antibodi juga kuat di masa pandemi ini,” bebernya.

Lebih lanjut, Wildan berharap, dengan keterlibatan investor bisa menstimulasi untuk objek wisata lain yang dikelolanya, agar tetap wisata di Kabupaten Malang terus berjalan meski di tengah keterbatasan anggaran selama pandemi ini.

“Dengan adanya investor diharapkan bisa membangkitkan dunia pariwisata dan meringankan beban perusahaan, yang terpengaruh ada pandemi ini,” tutup Wildan.(der)