Petugas Sempat Kesulitan Memadamkan Api di Pabrik Plastik Lawang

Kepala UPT PPBK Kota Malang, Jose Manuel Bello, saat ditemui di lokasi kebakaran. (Toski D)

MALANGVOICE – Proses pemadaman kebakaran PT Tri Surya Plastik, di Desa Ketindan, Lawang, Kabupaten Malang, terkendala banyaknya material yang susah dipadamkan. Api nyatanya baru bisa dipadamkan pada Senin (11/6) pagi.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Pencegahan dan Penangulanggan Bahaya Kebakaran Kota Malang, Jose Manuel Bello, menyampaikan, dalam kebakaran yang terjadi di tempat usaha milik H Siswanto, pihaknya sebatas melakukan back up upaya pemadaman api.

“Kami dari petugas PPBK Malang Raya, baik dari Kota Malang, Kabupaten Malang dan Batu selalu melakukan koordinasi jika terjadi kebakaran dalam skala besar. Seperti saat ini, kami dari kota, melakukan back up,” kata Belo saat didampingi Endro Lestari, Komandan Regu PPBK Kabupaten Malang.

Untuk memadamkan api yang melahap tempat usaha gudang dan pengolahan biji plastik PT Tri Surya, tim PPBK gabungan harus menurunkan 8 unit mobil damkar, dan mengerahkan 45 personel. Banyaknya material yang susah dipadamkan membuat api hinga pukul 08.30 WIB masih membara. Anehnya di PT Tri Surya Plastik yang mengolah biji plastik juga ditemukan tumpukan tembakau rajangan.

Baca Juga: Pabrik Plastik PT Tri Surya Terbakar Hebat, Tidak Ada Korban Jiwa

“Butuh proses dan waktu cukup lama untuk memadamkan api, karena banyak material yang mudah terbakar seperti plastik dan tembakau,” jelas Belo.

Selain banyaknya plastik dan tembakau rajangan, sarana untuk pemadaman juga kurang memadai.

“Harusnya memakai mobil tangga, seperti yang dimiliki Pemkot Batu, karena jika melakukan pembasahan dari bawah, ditakutkan tiang penyangga atap akan runtuh. Kami kan juga harus memikirkan keselematan petugas di lapangan,” jelasnya.

Melihat dari kejadian kebakaran di tempat yang sama pada tanggal 8 Februari 2017, perlu waktu lama untuk memadamkan api.

“Melihat material yang sama dengan kejadian tahun lalu, belum bisa dipastikan sampai berapa hari untuk pemadaman total. Karena memang jika dilihat dari permukaan api tampak padam, namun di dalamnya masih terus membara,” ungkap Belo. (Der/Ery)