Pesta Seni #5: Potret Kemalasan Manusia Berkat Teknologi

Pesta Seni #5. (Ren)
Pesta Seni #5. (Ren)

MALANGVOICE – November menjadi pilihan bulan himpunan mahasiswa jurusan Seni dan Desain (Sedesa) Universitas Negeri Malang (UM) untuk merampungkan kegiatan akhir tahunan. Dengan bekal acara yang sudah berlangsung untuk kelima kalinya, Pesta Seni #5 ini pun digelar tidak kalah meriah dengan pesta seni sebelumnya.

Acara ini dihadiri oleh delegasi yang berasal dari kampus-kampus yang memiliki jurusan seni dan desain se-Jawa Bali.

‘’Pesta Seni #5 kali ini mengusung tema Nirhumanisme yang berarti potret kehidupan manusia dengan kondisi percepatan zaman saat ini. Tingkat kemalasan manusia semakin meningkat dengan kecanggihan teknologi yang kian menjadi,” jelas Askha Bulkahfi selaku ketua umum HMJ Sedesa, Kamis (1/11).

Dengan tema tersebut panitia melakukan proses kurasi yang cukup ketat untuk menyeleksi karya-karya yang nantinya akan lolos dalam pameran. Total terdapat 53 karya yang berhasil lolos dan dianggap layak masuk dalam galeri Pesta Seni #5.

Acara ini berlangsung selama 3 hari berturut-turut, sejak 30 Oktober-1 November 2018. Biasanya pameran akan dibuka sejak pukul 10.00 hingga 22.00 WIB, kecuali pada malam terakhir yang hanya akan dibuka sampai pukul 20.00 WIB karena acara pagelaran di luar gedung akan lebih banyak.

Selain dimanjakan dengan pameran karya-karya seni rupa, pengunjung yang baru sempat datang di malam hari pun akan mendapat suguhan pagelaran di luar gedung pameran. Pengisi acara dari hari pertama sampai hari terakhir pun beragam. Mulai dari seni tari, seni drama, dan musik.

Untuk menjadi bagian dari pengisi acara di Pesta Seni #5 mereka perlu melakukan submit karya terlebih dahulu untuk kemudian dipilah dan dipilih oleh tim kurasi. Akan tetapi ada juga kelompok seni yang diminta langsung panitia sebagai pengisinya. Kali ini band lokal asal Kota Malang yang cukup ramai diperbincangkan di kalangan ‘jogeder’ akan menjadi menutup di Pesta Seni #5, kelompok musik ini menamainya dengan label Tani Maju.

“Pesta Seni merupakan acara yang dilakukan setiap dua tahun sekali. Jika pada tahun 2018 ini Pesta Seni maka tahun depan adalah November-art, begitu seterusnya secara bergantian,” imbuh Gopek.

“Bedanya Pesta Seni dan November-art terletak pada kemasan acaranya. Pameran karya di Pesta Seni lebih mengarah pada karya-karya seni rupa. Sedangkan untuk November-art karya-karyanya lebih condong ke seni desain, bisa desain produk atau desain kemasan,” tambah Dicky Hanafi selaku ketua pelaksa Pesta Seni #5.

Akan tetapi menurut pendapat keduanya, sejak 3 tahun terakhir Pesta Seni dan November-art mengalami krisis identitas karya dalam kemasan acaranya. Hal ini disebabkan oleh kegelisan yang muncul alias rasa kurang sreg apabila pameran tersebut dibeda-bedakan. Maka dari itu, dalam beberapa tahun terakhir ini Pesta Seni dan November-art menjadi kesatuan kemasan untuk karya seni rupa dan seni desain.(Der/Aka)