Perlu Juru Bicara di Masa Krisis, Johan Budi: Jangan Pernah Berbohong kepada Media

Johan Budi. (Istimewa)

MALANGVOICE – Berawal dari keresahan akan masalah sosial, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya Malang, S1 maupun S2 membentuk komunitas diskusi bernama PR Chat!.

PR Chat! berkolaborasi dengan UB Experts (Badan Usaha Kepakaran UB) membahas pentingnya peran juru bicara dalam masa krisis, dengan melakukan pertemuan secara daring, webinar dengan tema “Pentingnya Peran Juru Bicara dalam Masa Penanganan Krisis” pada Kamis (23/7).

PR Chat! menghadirkan Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2005 – 2016, Johan Budi Sapto Pribowo, pakar komunikasi dan manajemen krisis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Maulina Pia Wulandari, Rektor UB periode tahun 2014 – 2018,Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS dan pendiri Talent Manager Abdul Rachman Hidayat atau yang biasa dipanggil dengan Mas Abbe.

PR Chat!

Melalui pertemuan daring tersebut, Johan Budi, memberikan pernyataan pentingnya menilai informasi terlebih dahulu sebelum juru bicara menyampaikan ke khalayak umum.

“Sebagai juru bicara kita harus paham betul bagaimana kita menilai sebuah informasi yang ada, dan akhirnya bisa memberikan dampak yang positif untuk lembaga kita,” ujar Johan.

Lebih lanjut, Johan menjelaskan bahwa seorang Juru Bicara juga harus mampu memberikan saran komunikasi kepada pemimpin lembaga mereka.

“Juru bicara yang seharusnya memberitahu kepada pimpinan besok harus berbicara apa. Seperti contoh saya juru bicara KPK, saya yang harus menyarankan kepada pemimpin saya besok beliau harus berbicara seperti apa di depan media,” tambahnya.

Dalam upaya meredam krisis dan menyelesaikan masalah, Johan yang saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI Fraksi PDIP periode 2019 – 2024, menekankan bahwa informasi yang diberikan harus berdasarkan fakta dan data sebenarnya.

Selain itu, Johan juga menegaskan bahwa juru bicara juga harus menghargai awak media. Maka dari itu, untuk memaksimalkan penyampaian data dan informasi kepada publik tersebut, juru bicara juga harus tahu bagaimana berbicara dengan media.

“Pertama, jangan pernah berbohong kepada media. Semua yang ingin dikatakan harus sesuai dengan data dan fakta. Kedua, juru bicara tidak boleh memberikan kalimat yang multitafsir dan ini sangat berbahaya karena bisa menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda,” jelasnya.

Selain itu juga, kata Johan, juru bicara hendaknya tidak menjawab pernyataan yang belum dipahami jawabannya dan sangat tidak diperbolehkan untuk menjawab no comment.

“Jangan sekali-kali menjawab no comment. Anda Juru Bicara dibayar untuk bicara. Anda tidak bisa mengucapkan itu,” tegas Johan.

Selaku pakar komunikasi dan manajemen krisis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Maulina Pia Wulandari juga menambahkan seorang juru bicara juga harus bisa mempersiapkan naskah pidato kepada CEO.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS menyampaikan bahwa dalam ranah perguruan tinggi, keberadaan juru bicara juga sangat membantu menjaga dan meningkatkan reputasi perguruan tinggi.

“Untuk meningkatkan reputasi UB diluar negeri, UB menunjuk juru bicara, yang memang pada saat itu adalah Ibu Maulina Pia sendiri, untuk menyampaikan visi misi secara langsung dan menjalin hubungan dengan Timur Tengah,” ujar Rektor UB periode tahun 2014 – 2018 tersebut.

Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Johan Budi, Prof. Mohammad Bisri, seorang guru besar teknik pengairan UB berujar menyampaikan sesuatu berdasarkan data.

“Setiap menyampaikan sesuatu harus berdasarkan data yang diperoleh dari hasil riset terlebih dahulu dan paling penting adalah menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru”.

Selain itu, dalam dunia hiburan, Abdul Rachman Hidayat atau yang biasa dipanggil dengan Mas Abbe, pendiri Talent Manager, Abbe Talent ini menyatakan bahwa juru bicara memiliki andil yang besar, apalagi pada saat salah satu tallent yang dibawah naungan Abbe Talent diterpa permasalahan.

“Memulai sesuatu itu mudah, mempertahankan itu yang sulit. Maka, juru bicara juga harus bisa menjadi penengah atau mediator bagi kedua belah pihak yang bermasalah sehingga masalah dapat ditangani dengan baik”, ungkap Mas Abbe.

Sebagai penutup, Pia Maulina menambahkan bahwa untuk mencegah simpang siurnya informasi, maka informasi yang disampaikan kepada publik harus melalui 1 pintu.

“Juru bicara bukanlah orang yang mencari kepopuleran, jangan lebay dalam berkata dan bertindak, dan berbicara harus berdasarkan data dan fakta yang sebenarnya”, tutup Pia.(der)