Perilaku Lumba-Lumba di Sirkus Rampal Tidak Alami

C Algriawan Bayu W, koordinator Aliansi Mahasiswa Peduli Satwa.

MALANGVOICE – Lumba-lumba sirkus Wersut Seguni Indonesia (WSI), di Rampal, menunjukkan perilaku aneh, meski sedang tidak melakukan pertunjukan.

Hal itu dijelaskan C Algriawan Bayu W, koordinator Aliansi Mahasiswa Peduli Satwa.

“Lumba-lumba refleknya ingin naik ke atas panggung dan gerak mengelilingi kandang, padahal tidak ada instruksi dari pelatih. Ini serupa dengan perilaku zoochotic, perilaku menyimpang karena stress dalam penjara atau kurungan,” kata Bayu.

Selain itu, air kolam sirkus ternyata air tawar yang diberi garam dan kaporit, serta tercampur dengan kotoran mereka sendiri.

“Padahal seharusnya lumba-lumba hidup di laut lepas dengan kondisi air asin kaya mineral dan makanan, luas dan bersih. Kalo dibiarkan, lumba-lumba sirkus terancam penyakit rabun, radang kulit dan sebagainya,” tandasnya.

Ia menandaskan lagi, lumba-lumba merupakan makhluk akustik yang peka dengan bunyi. Dalam kolam sempit, gelombang sonar yang dikeluarkan lumba-lumba untuk berkomunikasi akan terpantul di dinding kolam dengan kacau.

“Belum lagi suara teriakan dan tepuk tangan penonton. Tendanya juga tertutup membuat keadaan semakin bising. Lumba-lumba akan stress dan takut,” tandas Bayu.