Peran Pendidikan dalam Menghadapi MEA

Oleh: Afan Gaspar

Perspektif tentang MEA begitu beragam di masyarakat. Ada yang menyambut baik, ada pula yang ketakukan. Sebelum berbicara lebih jauh, lebih baik membahas apa itu MEA terlebih dahulu. MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN, mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade di antara negara-negara anggotanya.

Anggota ASEAN, termasuk Indonesia, telah menyepakati perjanjian MEA itu. Pada dasarnya istilah MEA hanya dikenal di Indonesia, dan pada dasarnya sama saja dengan AEC atau ASEAN Economic Community. Itulah sekilas MEA. Tujuan diadakannya MEA memang baik, tapi bisa saja menjadi boomerang, jika pemerintah dan masyakat tidak mempersiapkan dengan baik.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengadapi MEA. Untuk para pelaku usaha, mereka perlu meningkatkan kualitas barang dagangannya, karena negara kita akan diserbu barang impor yang kemungkinan kulaitasnya lebih baik dan harganya lebih murah. Kemudian di bidang ketenagakerjaan, kita perlu meningkatkan kualitas tenaga kerja, jangan sampai orang asing bekerja di negara ini, dan kita hanya jadi penonton.

Lalu, apa peran pendidikan dalam menghadapi MEA? Pendidikan mengemban peran penting dalam membangun sumber daya manusia yang kompetitif dan mampu bersaing dengan negara lain. Karena itu, untuk menyambut MEA 2015, pendidikan harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, peka dan kritis menghadapi tantangan maupun perubahan-perubahan yang akan terjadi di dunia.

Secara sederhana, pendidikan harus mampu mencetak tenaga kerja yang siap bersaing dengan pekerja asing, dan mampu membekali para pelaku usaha untuk memproduksi barang yang berkualitas dengan haraga yang relatif murah.

*)PMII FKIP Unisma