Pengentasan Pengangguran Jadi Prirotas Tahun Pertama Era Dewanti-Punjul

Plt Wali Kota Batu Punjul Santoso. (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Data per-April 2017, jumlah pengangguran di Kota Batu tercatat 4.526 orang. Merespon hal itu Pemkot Batu memprioritaskan APBD tahun anggaran 2018, yang saat ini tengah dibahas, dioptimalkan untuk pengentasan pengangguran.

Perlu diketahui, R-APBD tahun anggaran 2018 dalam pengesahan KUA – PPAS tahun 2018 mencanangkan Rp 935 miliar, naik dari tahun sebelumnya Rp 865 miliar. Dalam pembahasan tersebut juga disepakati target pengurangan angka pengangguran antara 3,5 – 3,8 persen.

Hal ini dibenarkan Plt Wali Kota Batu, Punjul Santoso dalam rapat paripurna jawaban Wali Kota atas pandangan umum fraksi-fraksi DPRD terhadap R-APBD tahun anggaran 2018 di Gedung DPRD Kota Batu, Minggu (19/11). Punjul mengatakan, mengurangi penganguran akan diimplementasikan dalam pembahasan R-APBD tahun anggaran 2018.

Tepatnya pada poin nomor dua dan tiga dari lima prioritas pembangunan. Yakni mewujudkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Serta Meningkatakan daya saing perekonomian daerah bertumpu pada tiga sektor unggulan, yaitu pertanian, pariwisara dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

”Kami meminta OPD terkait, mulai BPM-PTSP, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan, dan Dinas Pariwisata, untuk menyinergikan program meningkatkan skill (kemampuan) pemuda dan pemudi Kota Batu,” kata Punjul.

Pemuda -pemudi Kota Batu, lanjut Punjul, menjadi komitmennya untuk diajak bersama membangun daerah. Namun, diakuinya, memang tak sedikit perusahan, baik wisata dan perhotelan menolak putra daerah karena memang tidak memenuhi standar kebutuhan.

”Misal harus mahir bahasa asing. Maka harus belajar bahasa baik itu bahasa Inggris, Jepang dan Mandarin. Perlu juga belajar tentang manajemen administrasi,” urai Punjul.

Masih kata Punjul, berimplementasikan pengentasan pengangguran dicontohkanya lagi akan ada bantuan peralatan meningkatkan kualitas UMKM di desa/kelurahan. Kemudian pembinaan dan peningkatan packaging (kemasan), berlisensi BPOM, dan sebagainya sesuai standar nasional.
”Kalau perlu sekalian akan kami bantu pemasarannya. Misalnya produk UMKM harus masuk ke minimarket besar di Kota Batu. Akan kami buatkan regulasinya,” beber politisi PDI Perjuangan ini.

Punjul menambahkan, untuk mengurangi pengangguran, bersinergi dengan sektor pariwisata juga sangat tepat. Mengingat wisata Kota Batu saat ini mampu mendatangkan pasar, yakni wisatawan yang kunjunganya mencapai 3,9 juta pada tahun 2016.

”Contoh konkret pengembangan desa wisata sesuai karakter dan budaya desa. Kemudian potensi unggulan pertanian desa tersebut dimaksimalkan. Perlu pemilihan produk tepat sebagai ikon dan perbedaan antar desa wisara yang lain,” urai pria juga menjabat Ketua PMI Kota Batu ini.

”Inilah konsep yang dimaksud sinergitas yang harus dikembangkan,” tutupnya.(Coi/Aka)