Pemkot Batu Siapkan GOR Ganesha Tampung PKL

Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso dan pejabat OPD terkait rapat kordinasi penataan PKL di food court Alun-alun Kota Batu, Kamia (19/7). (Istimewa)
Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso dan pejabat OPD terkait rapat kordinasi penataan PKL di food court Alun-alun Kota Batu, Kamia (19/7). (Istimewa)

MALANGVOICE – Pembenahan dan penataan Alun-alun Kota Batu terus dimatangkan. Rencananya, pedagang kaki lima (PKL) yang tak tertampung di food court untuk sementara ditempatkan di GOR Ganesha, Jalan Kartini.

Ya, Pemkot Batu bakal menggunakan lahan yang ada di GOR Ganesha untuk menampung PKL. Sebab food court hanya dapat menampung sekitar 84 pedagang saja.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengatakan, persiapan pemindahan dan penataan PKL Alun-alun Kota Batu terus dikordinasikan. Halaman GOR Ganesha akan difungsikan sebagai tempat berjualan PKL yang belum terdaftar menempati food court. Namun tetap tidak menghilangkan fungsi utama sebagai tempat olahraga.

“Makanya ini kami tata terlebih dahulu. Didata, berapa jumlah PKL. Agar semua ini kebagian lokasi untuk berjualan. Dan tidak menempati area Alun-alun,” kata Dewanti, Kamis (19/7).

Dewanti menambahkan, pihaknya tidak membatasi jumlah PKL yang bakal menempati foodcourt. Namun, berkaca kapasitas foodcourt yang terbatas tentu perlu solusi sementara untuk fasilitasi PKL lain. Pasar Laron Jalan Sudiro juga jadi alternatif penampung berdagang.

“Setiap hari saya pantau. Pengerjaan food court dan penataan lapak untuk PKL. Kami tunjukkan kalau serius menangani PKL. Kan, untuk tata kota,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso menambahkan, pihaknya mengapresiasi para PKL. Sebab, bisa menjalankan komitmen yang dibuat bersama.

“Kami apresiasi, mereka (PKL) mau ditata dan mau diajak untuk lebih baik lagi. Makanya hari ini kita percepat persiapan. Agar pekan ini sudah beres semua, dan Senin foodcourt bisa langsung difungsikan,” beber Punjul.

Sesuai kesepakatan PKL Batu bakal menempati food court pada 23 Juli.

“Kami juga meminta agar setiap lapak digunakan untuk satu keluarga saja. Tidak ada satu keluarga punya lima sampai sebelas lapak, biar adil dan semuanya dapat tempat,” tutup Punjul.(Der/Aka)