‘Pembisik Kedunguan’, Potret Thoriq soal Jokowi dan HAM

Penulis buku Pembisik Kedunguan, Irham Thoriq.

MALANGVOICE – Kehidupan masyarakat yang serba kompleks, mengundang seorang wartawan muda, Irham Thoriq merefleksikan dalam bentuk esai yang dikemas menjadi sebuah buku.

Tulisan-tulisan ringannya, seputar pemerintahan, bahasa walikan, sastra hingga pejuang hak asasi manusia (HAM) Munir, terkemas apik dengan bahasa yang sangat bernas dalam buku perdananya berjudul ‘Para Pembisik Kedunguan‘.

Kepada MVoice, wartawan sebuah koran lokal di Malang ini mengaku, buku yang ditulisnya bukanlah bahan bacaan yang berat dengan paduan teori kontemporer.

Karyanya merupakan hasil cara pandang akan kompleksitas hidup baik dari segi politik, hukum dan sebagianya dari sudut seorang wartawan yang selama ini dikenal sebagai penyampai fakta kepada masyarakat.

“Niat awal membuat buku ini adalah menjadikan fakta yang remeh temeh dikemas dari perspektif yang berbeda,” kata Thoriq, beberapa menit lalu.

Mengenai judul buku, dikatakannya, diambil dari salah satu judul esai yang ada dalam karyanya itu.

Para Pembisik Kedunguan‘ lebih banyak bercerita bagaimana sosok Presiden Joko Widodo yang awalnya disukai masyarakat karena aksinya sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, tiba-tiba menjadi sosok yang mengecewakan ketika dia menjabat sebagai RI 1.

Dalam pandangan Thoriq, sikap presiden yang akrab disapa Jokowi, itu berubah karena adanya para pembisik yang dungu, sebab yang dibisikannya adalah kebodohan yang selalu diulang-ulang.

“Ide-ide buku ini saya dapat ketika liputan, di rumah dan paling banyak ketika saya mengendarai motor,” bebernya.

Ia berharap dengan buku hasil karyanya, masyarakat bisa melihat sisi lain dari fakta yang biasanya dianggap remeh menjadi suatu hal yang bisa menjadi pelajaran hidup.