PEASE, Alat Canggih Deteksi Gempa Lebih Awal

Tim PEASE berfoto bersama. (Anja arowana)

MALANGVOICE – Tahun 2015 tercatat 184 kali total gempa bumi diatas 5 SR dan memakan korban jiwa yang lumayan tinggi. Penyebab tingginya korban jiwa tak lain karena jalur komunikasi antara petugas dan warga yang terlalu lama. Masyarakat pun harus menunggu instruksi petugas akankah itu gempa berbahaya dan diharuskan segera mengungsi atau tidak.

Menjawab kegelisahan warga Desa Penataran, kecamatan nglegok, Kabupaten Blitar ini empat mahasiswa dari Universitas Negeri Malang (UM), yaitu Septya Hananta Widyatama, Yusuf Aji Wicaksono, Rangga Ega Santoso, dan Fitri Ika Mardiyanti, dengan dosen pembimbing Drs Imam Sudjono, memberikan solusi efektif juga cepat tanggap gempa bumi dengan PEASE (pendulum earthquake sensor) alat detektor getaran berbasis sistem pendulum sebagai solusi sistem peringatan dini datangnya gempa bumi.

Alat PEASE yang ditunjukkan kepada MVoice. (Anja arowana)

Penggunaan dan perawatan PEASE yang begitu mudah membuat pengguna cukup mengecek kondisi alat selama 2 minggu sekali, listrik yang disedot pun sangat minim karena penggunaan dan penerapan sistem hybrid, hingga penggunaan speaker aktif dengan kekuatan ± 90 dB sebagai media peringatan dini. Canggihnya, PEASE punya dua fungsi yakni ditambahnya fitur lampu. Lampu bisa dikategorikan kebutuhan primer masyarakat.

“Ketika gempa berlangsung maka dalam sekejap speaker akan berbunyi mengeluarkan suara sirine, dimaksudkan untuk kewaspadaan tahap awal juga metode pembangunan korban ketika gempa terjadi pada malam hari,” papar Septya kepada MVoice.

Selanjutnya akan diteruskan suara persuasif sebagai media pemberitahuan bahwasannya telah terjadi gempa dan harus segera berlindung dan nantinya speaker akan berhenti setelah ± 25 detik berbunyi.

“Alat ini pun dirancang hanya akan berfungsi jika kekuatan gempa 4 SR keatas, karena digolongkan gempa berbahaya dan mampu merobohkan sebuah gedung,” tukasnya.

Dengan PEASE, tim dari UM akan berlaga pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-30 di Universitas Islam Makassar pada tanggal 23 – 28 Agustus 2017.

Di ajang ini, tim membawa pesan tersirat bahwasannya sudah saatnya para mahasiswa bergerak aktif menanggulangi masalah di Indonesia dengan pemanfaatan teknologi modern. Karena sejatinya prestasi itu bukan ketika kita lebih baik dari yang lain, melainkan ketika kita lebih bermanfaat dari yang lain.


Reporter: Anja Arowana
Editor: Deny Rahmawan
Publisher: Yuliani Eka Indriastuti