Pasar Wisata Sidomulyo Mangkrak Tak Terawat

Kondisi Pasar Wisata Sidomulyo di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu terlihat kotor tak terawat serta dipenuhi coretan karena tak kunjung dimanfaatkan (Foto: Ayun)

MALANGVOICE – Pasar Wisata Sidomulyo yang telah diselesaikan pembangunannya sejak tahun 2018 tapi hingga kini belum juga dimanfaatkan.

Pasar yang berlokasi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu ini berada satu lokasi dengan rest area Sidomulyo itu kondisinya cukup tak terawat. Adanya bau pesing, penuh coretan, hingga beberapa fasilitas seperti kamar mandi yang rusak.

Diketahui sebelumnya pasar wisata yang memilki 34 kios tersebut yang dibangun dengan anggaran APBD sekitar Rp 1,6 miliar tahun 2017. Namun hingga detik ini, masih dibiarkan begitu saja karena pedagang masih belum menempati. Alasannya karena tidak ada pengamanan atau rolling door.

Kepala Desa Sidomulyo Suharto menjelaskan, saat ini penyelesaian pembangunan pasar wisata menunggu proses lelang rooling door. “Sebenarnya Diskoperindag Kota Batu sudah memperbolehkan agar Pasar Wisata ditempati pedagang. Namun karena tidak ada rolling door keamanan jadi salah satu pertimbangan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sebelumnya saat perubahan anggaran keuangan (PAK) 2018 lelang rolling door sudah dibuka. Akan tetapi, diungkapnya tidak ada yang mengambil. Sehingga proses lelang akan dilanjutkan pada tahun 2019 ini.

Adanya rest area yang satu lokasi dengan Pasar Wisata itu menjadi salah satu pendapatan asli desa. Dengan memanfaatkan Pasar Wisata Sidomulyo setidaknya bisa meningkatkan pendapatan asli desa.

“Kami berharap tahun ini pasar bisa segera dilengkapi. Sehingga, bisa segera dimanfaatkan. Terlebih bisa meningkatkan PAD. Kami mencatat untuk PAD tahun 2018 lalu dari rest area Sidomulyo mencapai Rp 150 juta,” bebernya.

Ia melanjutkan, setelah pasar bisa ditempati, nantinya dikelola Bumdes untuk berjualan produk UMKM yang dari warga Desa Sidomulyo.

Sementara itu, salah satu pedagang tetap rest area Sidomulyo Dul Slamet (56), mengatakan, dirinya dan 12 pedagang tetap lainnya bisa segera menempati pasar tersebut. Selama 5 tahun berjualan dengan menggelar tenda di tempat tersebut, dirinya membayar restribusi sebesar Rp 5000 setiap hari Sabtu, Minggu dan hari-hari besar.

“Kami berharap pedagang dari Desa Sidomulyo segera bisa menempati kios yang ada di Pasar Wisata. Jika nanti ditarik retribusi kami juga sudah siap. Asalkan tidak membebani pedagang,” pungkasnya. (Der/Ulm)