Orang Jepang Puji Pengolahan Sampah di Indonesia

Koota Yoshida (tengah) saat berkunjung ke TPA Talangagung, Kepanjen (Tika)
Koota Yoshida (tengah) saat berkunjung ke TPA Talangagung, Kepanjen (Tika)

MALANGVOICE – Namanya Koota Yoshida, wajahnya masih terlihat muda. Namun dia sudah menempuh program doktoral di Tokyo University, Jepang. Kepada MVoice dia mengaku tengah meneliti mengenai pengolahan sampah di Surabaya dan sekitarnya. Khususnya sosial teknologi dan peran masyarakat.

Hasilnya, menurut laki-laki yang mahir berbahasa Indonesia ini, tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengolahan sampah di Surabaya sangat bagus.

Bahkan, dia menilai, partisipasinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan di negara dia.

“Masyarakat, komunitas dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lincah (pro aktif) dalam pengolahan sampah. Tidak seperti di Jepang,” kata dia saat berbincang dengan MVoice di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talangagung, Kepanjen, Kamis (23/2) siang.

Dia bercerita, di Jepang segala urusan sampah dilakukan oleh pemerintah kota. Mobil pengangkut sampah yang dikelola oleh Pemkot akan mengambil sampah di setiap pemukiman penduduk, sesuai dengan jadwal. Sampah ini selanjutnya dibawa ke tempat penampungan semacam TPA.

“Kalau di Indonesia, sampah dari rumah untuk pengangkutan RT yang bertanggung jawab untuk membawa ke tempat pembuangan sementara. Baru nanti diangkut oleh Pemkot,” beber dia dengan bahasa Indonesia logat Jepang.

Laki-laki yang 10 bulan tinggal di Surabaya ini juga memuji kepedulian komunitas dalam mengelola dan peduli sampah.

“Ada kader lingkungan dan komunitas lain. Kegiatan mereka bagus dan peduli sampah. Tidak ada yang seperti itu di Jepang,” kata dia yang didampingi temannya, Hani.