Omzet Jualan Bunga Kering Ternyata Gak Main-Main…

Muhammad Ihsan, menjual bunga kering di Jalan Brantas. (fathul)

MALANGVOICE – Kota Batu terkenal dengan bunga segar atau bunga hidup yang dijual di pinggir jalan. Tapi Muhammad Ihsan malah berjualan bunga dan tanaman yang terbuat dari plastik.

Sudah sembilan tahun ini dia melakoni bisnis itu. Pertama kali berjualan di Jatim Park I pada 2006 hingga 2014. Namun karena berbagai alasan, Ihsan akhirnya memilih berjualan di Jalan Brantas, sudah satu tahun terakhir ini.

Lokasi kios tanaman imitasi milik Ihsan memang strategis, di pertigaan Jalan Brantas dan Jalan Bromo, hingga setiap orang yang hendak ke Selecta atau ke Alun-alun dari arah Jalan Sudirman, pasti bisa melihat langsung dagangan miliknya.

Karena itu, beberapa bulan terakhir pembeli yang datang kebanyakan dari luar daerah, alias para wisatawan yang tengah berkunjung ke Kota Batu. “Dulu, tiga bulan pertama, yang beli full warga sekitar,” ungkap pria asli Batu itu.

Di kiosnya dia menjual berbagai bunga kering yang ia rangkai sendiri, meski bahannya beli ke Surabaya, seperti bunga plastik melati, bunga entung, gambas, dan tanaman ‘daun ganja’. Tak hanya bunga, ia juga menjual pot keramik, pot dari triplek, dan pot gerabah.

Untuk melati imitasi, Ihsan menjualnya seharga Rp 7.000, bunga gambas Rp 10.000, bunga entung Rp 7.000, tanaman daun ganja Rp 7.000 aneka pilihan, dan tanaman buah-buahan Rp 10.000.

Sementara pot bunga gerabah ia jual Rp 50 ribu sama dengan pot dari triplek hasil tangannya sendiri. Pot dari pasiran Rp 75 ribu sampai Rp 175 ribu tergantung bentuk dan ornamennya, dan pot keramik ia bisa jual hingga Rp 200 ribu.

“Rata-rata saya rangkai sendiri mas, jadi beli bahan ke Surabaya lalu saya padukan warna, saya lem, hingga jadi beberapa pilihan supaya pembeli bisa memilih,” sambungnya.

Di Bulan Suro (Muharram) seperti ini, ia menambahkan, biasanya penjualan menurun, karena jarang ada pengunjung. Namun di hari-hari normal rata-rata omzet penjualan mencapai Rp 500 ribu setiap harinya.

“Kalau sehari dua hari nggak laku sama sekali ya pernah, tapi sekali waktu pas lagi rame banget, pernah dapat Rp 5 juta sehari,” tukasnya bangga.-