Musrenbang 2018 Kota Malang, Ada 1.431 Usulan Kegiatan Senilai Rp 106 Miliar

Wali Kota Malang Sutiaji membuka kegiatan Publikasi Musrenbang 2018 di Hotel Aria Gajayana, Selasa (18/12). (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Pemkot Malang menggelar publikasi Hasil Musrenbang 2018 di Hotel Aria Gajayana, Selasa (19/12). Total ada 1.431 usulan kegiatan yang menunggu dikerjakan tahun anggaran 2019 mendatang.

Kepala Barenlitbang Kota Malang Erik Setyo Santoso dalam sambutannya menjelaskan, tujuan kegiatan ini untuk mempublikasikan hasil usulan Musrenbang 2018 yang diakomodir APBD tahun anggaran 2019.

Rinciannya, untuk kegiatan fisik ada 994 kegiatan dengan pagu anggaran Rp 75 miliar lebih. Lalu kegiatan non fisik sebanyak 437 kegiatan dengan pagu Rp 31 miliar lebih. Maka total ada Rp 106 miliar lebih pagu anggaran untuk 2019.

“Usulan yang diakomodir dalam APBD 2019 sebanyak 1.431kegiatan atau 24 persen dari usulan yang ditampung. Nilai ini meningkat dibanding tahun 2018 yang hanya bisa mengakomodir 953 usulan,” kata Erik dihadapan perwakilan LPMK kecamatan dan kelurahan se -Kota Malang serta perwakilan organisasi perangkat daerah.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, kegiatan ini tidak lain implementasi atas UU 14 tahun 2008 tentang transparansi dan keterbukaan informasi. Dia berharap, langkah selanjutnya kegiatan usulan hasil Musrenbang 2018 dapat dikerjakan mulai Januari 2019.

“Harapan kami sekira bisa dilaksanakan, bisa dibangun sistem, kegiatan ini kapan, oleh siapa dan masyarakat bisa mengawasi bersama. Jika tidak sesuai bisa dilaporkan,” kata Sutiaji.

Harapan tersebut bukan tanpa dasar. Sebab telah diatur dalam PP Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan belanja Negara.

“Dalam aturan itu ada peran aktif masyarakat. Karena Malang bukan milik kami, milik bersama, maka ayo diawasi bersama- sama, jika ada kesalahan ya diingatkan bersama -sama,” sambung Politisi Demokrat ini.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, lanjut Sutiaji, pihaknya juga menggandeng perguruan tinggi. Mengingat banyak kampus di kota Malang ini.

“Kami melibatkan akademisi karena memiliki basic keilmuan. Pembangunan kurang beres, kemacetan kurang beres, ini jadi laboratorium para akademisi,” pungkasnya. (Der/Ulm)