Musibah UINSA, Keluarga Korban Tolak Otopsi

Keluarga Lutfi salah satu korban meninggal saat Diklatsar di Pagak melihat jenazah (deny)

MALANGVOICE – Keluarga korban dari dua mahasiswa UINSA Surabaya, Yudi Akbar Rizky dan Lutfi Rahmawati, yang meninggal saat mengikuti Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) pecinta alam, di Pagak, menolak diotopsi.

Mereka datang dari Surabaya bersama Wakil Rektor III, UINSA, Ali Mufrodi, pukul 01.20 WIB, dan langsug melihat kondisi korban di kamar mayat RS Saiful Anwar.

Menurut Suparlan, paman Lutfi, memang ada memar di kaki anaknya, namun keluarga sudah ikhlas. “Ada memar di lutut sebelah kanan, tapi Ibunya tak mau anaknya diotopsi,” singkatnya.

Memar yang ada pada kaki Lutfi, menurut Ketua Umum Diklatsar Mapalsa, Pramudya, karena Lutfi sempat terjatuh, tapi sudah ditolong teman dan panitia pada Kamis (15/10) lalu. “Setelah jatuh, dia ada di pos induk dan tidak mengikuti kegiatan sampai Sabtu (17/10) kemarin,” katanya.

Meski demikian, pihak UINSA menyerahkan kasus ini sepenuhnya pada polisi. Ali Mufrodi mengungkapkan, pihak kampus siap mengurus administrasi jenazah sampai tuntas. “Kami siap bantu data penyidikan polisi dan administrasi kami selesaikan,” ujarnya.

Karena keluarga kedua korban tidak menginginkan otopsi, dokter akhirnya hanya melakukan visum luar. Jasad keduanya pagi ini dibawa ke Surabaya untuk segera dimakamkan.