Muhammad Rizal, Mahasiswa ‘Ndeso’ Ini Pernah Bertandang ke Korea dan Gedung Putih AS

Muhammad Rizal bukan mahasiswa biasa. (Istimewa)

MALANGVOICE – Melanglang ke berbagai negara telah dilakoninya di usia muda. Muhammad Rizal, adalah salah satu dari kafilah (peserta) debat bahasa Inggris MTQ Mahasiswa Nasional 2017 dari Universitas Sumatera Utara. Rizal, begitu ia akrab disapa, dari awal kuliah sudah berprinsip, tidak akan mau menjadi mahasiswa biasa-biasa saja.

“Saya dari SMA sudah memiliki rencana ketika menjadi mahasiswa. Begitu pula dengan usaha dan doa selama ini,” tegasnya.

Memang benar adanya, laki-laki kelahiran Medan ini membuktikan pencapaiannya. Rizal merupakan mahasiswa berprestasi di kampusnya dan meraih berbagai beasiswa akademik maupun beasiswa pertukaran pelajar.

Salah satu gol terbesarnya yang tidak pernah ia duga ketika bisa memenuhi undangan Barack Obama ke Amerika di 2016. Melalui program The Young Southeat Asian Leaders Iniatiative (YSEALI) Academic Fellowship on Civic Engagement ia berkesempatan selama 5 bulan belajar mengenai history of America yang tentunya menambah rasa kecintaan pada Indonesia.

“Saya orang Indonesia belum berkesempatan ke istana Negara. Namun pengalaman pertama yang tidak terduga dan salah satu mimpi dari saya melihat dan merasakan berada di gedung putih,” katanya tertawa, saat ditemui di venue Qiro’ah Sab’ah.

Tentunya banyak usaha dan rintangan yang dihadapinya. Program YSEALI yang telah membawanya bertemu dengan mantan presiden negara adidaya, Barack Obama karena ketulusannya mengabdi hingga mendirikan Sultan Husada di Medan sejak 2014. Bergerak di ranah kesehatan di beberapa daerah dan panti di area Medan.

Tidak hanya itu, sebelumnya Muhammad Rizal juga pernah mengikuti program exchange ke Korea Selatan pada saat SMA yang bernama Indonesia Science Camp tahun 2012. Kemudian pada saat kuliah Program exchangenya yang pertama kali adalah delegasi Indonesian-Singapore Student Entrepreneurial 2016.

“Waktu ke Korea Selatan itu saya masih ingusan, ilmu juga belum banyak. Dari situlah saya sadar bahasa Inggris sangat penting,” ungkap Rizal.

Dibalik kesuksesannya itu, Muhammad Rizal mengakui bahwa dirinya tidak mudah untuk mencapai titik-titik mimpi yang sejak dulu ia tuliskan. Ia dibesarkan dari keluarga yang kurang mampu. Orangtuanya hanya bekerja sebagai montir truk. Bahkan untuk melanjutkan pendidikan di tingkat SMA saja, ia perlu usaha yang keras, karena pada saat itu biaya jenjang SMA terbilang mahal, apalagi ia mempunyai kembaran laki-laki yang harus sama-sama di sekolahkan.

Namun, dari berbagai jalan yang ia coba, mengikuti ajang beasiswa sana-sini akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa penuh atau Full Scholarship dari SMA Unggulan CT Foundation milik pengusaha sukses Chairul Tanjung.

“Waktu itu saya memang agak susah untuk melanjutkan ke SMA, semua biaya mahal. Cuma, Allah punya rezeki yang lain,” kata Rizal.

Melihat pencapaian Rizal sampai sekarang ini yang begitu semangat dalam setiap kompetisi membuat keluarganya bangga dan menaruh harapan besar kepada Rizal untuk dapat mengubah kehidupan keluarga melalui pendidikan, paling tidak mengubah perekonomian keluarganya.


Reporter: Anja Arowana
Editor: Deny Rahmawan
Publisher: Yuliani Eka Indriastuti