Miris, Empat Anak di Bawah Umur Jadi Korban Asusila

Para tersangka kasus asusila jalani rilis perkara di Mapolres Batu dipimpin Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto, Senin (19/2). (Aziz/ MVoice)
Para tersangka kasus asusila jalani rilis perkara di Mapolres Batu dipimpin Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto, Senin (19/2). (Aziz/ MVoice)

MALANGVOICE – Kasus asusila di Kota Batu semakin mengkhawatirkan. Polres Batu awal 2018 ini sedikitnya telah mengungkap empat kasus kejahatan seksual. Korbannya merupakan anak-anak di bawah umur dan berstatus pelajar.

Kelima korban merupakan kasus berbeda-beda. Adalah inisial SIA (15), YAP (14), insial E dan insial I (14). Keempatnya warga Kota Batu. Kemudian inisial YMP (14) warga Kabupaten Malang. Para korban mayoritas alami tindak asusila mulai 2017. Kemudian para orangtua yang baru mengetahui hal itu langsung melapor ke Polres Batu.

Tersangka yang diringkus di antaranya, inisial TAH (38) warga Kota Malang, inisial BA (38) warga asal Kabupaten Blitar, SFT (22) warga asal Tambaksari Surabaya, lalu RH (19) Kota Batu dan AYW (20) warga asal Ponggok Blitar.

Mudahnya korban dibujuk rayu dan iming-iming materi oleh tersangka cukup bikin miris. Sementara ada pula korban dengan mudahnya menjalin pertemuan berawal dari perkenalan lewat sosial media.

Barang bukti tersangka asusila. (Aziz/ MVoice)
Barang bukti tersangka asusila. (Aziz/ MVoice)

“Ada yang hanya diimingi pulsa, rokok dan dirayu akan dinikahi,” beber Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto, memimpin gelar perkara, Senin (19/2)

Mantan Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya ini menambahkan, pihaknya menangani serius kasus asusila atau persetubuhan dengan korban di bawah umur tersebut. Lima orang tersangka diringkus pada tempat dan waktu terpisah rentang Januari-Februari. Sedangkan ada dua orang pelaku yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

“Kami proses hukum dan tidak ada toleransi,” kata pria akrab disapa Buher.

Alumnus Akpol 2000 ini menambahkan, melihat modus dan tempat terjadinya tindak asusila, perlu juga peran serta keluarga untuk mengawasi pergaulan buah hatinya. Pihaknya juga telah mengimbau pengelola penginapan untuk memasang kamera pengintai alias CCTV.

“Kami juga terus berkoordinasi dengan Dinsos Kota Batu untuk pemberantas anak-anak punk (anak jalanan). Sebab ada korban juga akibat ulah anak-anak punk ini,” tegas Buher.(Der/Ak)