Milad ke-70, Momentum HMI Kembali ke Basis Intelektual

HMI menggelar bakti sosial donor darah, memperingati HUT ke-70. (Ist)
HMI menggelar bakti sosial donor darah, memperingati HUT ke-70. (Ist)

MALANGVOICE – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memperingati hari kelahirannya ke-70, Minggu (5/2). Puncak perayaan Milad digelar HMI Cabang Malang di Pendopo Kabupaten Malang, dengan dialog perkaderan menghadirkan tokoh akademis, politik dan gerakan civil society.

Para pembicara yang hadir, antara lain Ya’qud Ananda Gudban, Nur Fuad dan Ali Syafaat. Kegiatan itu juga diisi kegiatan bakti sosial donor darah. Ketua Umum HMI Cabang Malang, Harianto, menilai, sebagai organisasi mahasiswa tertua dan terbesar di Indonesia, HMI diharap konsisten mengawal pembangunan.

Untuk mencapai itu, HMI harus kembali ke basis gerakan, yakni kualitas intelektual. “Dengan kualitas intelektual, kita membuka ruang luas mengisi peran melanjutkan perjuangan, kualitas intelektual juga semakin memperkaya organisasi ini,” ujarnya,

Selain itu, Hari, sapaan akrab Harianto, juga mengimbau agar anggota HMI tidak ikut tergerus arus konflik yang berpotensi menimbulkan perpecahan. “Di media sosial, kita sulit membedakan, mana informasi benar dan sesat. Mana valid dan hoax. Karena semua bercampur menjadi satu. Untuk itu, kader HMI harus cerdas melihat dan menyikapi kondisi tersebut,” tambahnya.

Mahasiswa pascasarjana Universitas Islam Malang itu mengingatkan, perjuangan HMI di usia 70 tahun, menghadapi tantangan kompleks, sehingga mempengaruhi dinamika organisasi. “Kemajuan teknologi, maraknya aktivitas hedonisme di kalangan mahasiswa cukup memprihatinkan,” imbuhnya.

Senada, Lutfi J. Kurniawan, presidium KAHMI Malang menyerukan agar kader kembali merefleksikan perjuangan HMI dalam mewarnai dinamika intelektual bangsa. “Kader harus terus memproduksi ide dan gagasan, karena karya ide dan gagasan itulah yang menjadi ruh perjuangan kita,” urainya.

Usia 70 tahun, menurut Koordinator Malang Corruption Watch (MCW) itu bukan masa singkat. “Momentum Milad HMI, kita jadikan refleksi untuk kembali ke cita-cita perjuangan, terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah,” pungkasnya.