Meski Bulan Tak Tampak, Warga Malang Tetap Khusyuk Salat Gerhana

Suasana salat gerhana di Masjid Jami dan Masjid Ahmad Yani. (deny rahmawan)
Suasana salat gerhana di Masjid Jami dan Masjid Ahmad Yani. (deny rahmawan)

MALANGVOICE – Fenomena langka 150 tahun sekali, yakni munculnya gerhana bulan atau yang kali ini disebut super blue blood moon, bagi umat Muslim ditandai dengan salat gerhana. Seperti yang dilakukan jemaah di Masjid Jami Kota Malang, Rabu (31/1).

Ratusan jemaah dari berbagai kalangan berbondong-bondong menuju masjid yang berada persis di sebelah ikon Kota Malang, Alun-Alun Merdeka, tepatnya setelah salat isya.

Salat sunah gerhana ini dilakukan pukul 20.00 WIB. Suasana masjid bisa dikatakan hampir penuh layaknya salat Jumat setiap pekan. “Lantai satu dan dua itu kelihatan penuh,” kata salah satu jemaah, Amron Saksono.

Setelah salat gerhana dilanjutkan dengan khutbah dari Habib Muhsin bin Ali bin Hamid. Pada intinya, adanya gerhana bukan karena kelahiran atau kematian seseorang.

“Gerhana adalah murni tanda kekuasaan Allah sesuai sabda Rasulullah,” katanya. Terakhir, pada saat gerhana bulan, khotib meminta jemaah agar lebih banyak berdoa dan berdzikir serta beramal.

Sayangnya, fenomena alam itu tidak bisa dilihat jelas pada malam ini. Pasalnya, langit di Malang sedang mendung dan gerimis.

Hal sama juga dilakukan di masjid besar lain, yakni Masjid Ahmad Yani yang melakukan salat gerhana. Ratusan jemaah memadati masjid setelah salat isya.(Der/Aka)