Meski Belum Terapkan Satu Rumah Satu Jumantik, Puskesmas Mulyorejo Optimis Perhatikan PSN

Puskesmas Mulyorejo. (Lisdya)

MALANGVOICE – Meski terkenal dengan program Satu Rumah Satu Jumantik, ternyata belum semua kelurahan di wilayah Puskesmas Mulyorejo terapkan program tersebut.

Meski begitu, Puskesmas Mulyorejo tetap memperhatikan kelurahan-kelurahan lain dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkala.

“Kemarin kami sudah koordinasi dengan wilayah dengan Pak Lurah untuk mengimbau ke RW, RT, dan kader untuk melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk berkala. Jadi kayak kerja bakti. Kami juga bantu abatisasi. Tak lupa kami juga menyediakan abate yang nanti bisa diambil di puskesmas,” ujar Kepala Puskesmas Mulyorejo Indra Ratnasari.

Perlu diketahui, fungsi dari abatisasi yakni untuk mencegah jentik dan untuk meminimalkan terjadinya siklus pertumbuhan nyamuk.

Sedangkan, abate biasanya ditaruh di bak mandi. “Jadi nyamuk tidak lagi bertelur di air,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia mengaku, masih banyak masyarakat yang terus meminta fogging. Padahal sebenarnya fogging tidak efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja. Sedangkan larva tidak terkena efek dari fogging.

“Untuk itu dibuat pencegahan. pencegahannya berupa 3M (Menguras, Menutup, dan Menimbun) dan abatisasi, kemudian membersihkan baju-baju yang bergantung dan sebagainya,” tegasnya.

Untuk melaksanakan fogging sendiri harus memenuhi persyaratan tertentu. Indra menyatakan bahwa tidak semua kasus demam berdarah dilakukan fogging.

“Langkah pertama dari medis dipastikan dulu bahwa yang bersangkutan benar-benar dinyatakan positif demam berdarah. Kalau sudah itu baru tim kami melakukan pemantauan epidemiologi ke wilayah,” ungkapnya.

Kemudian, begitu tidak ditemukan jentik di sekitarnya, pihak puskesmas akan melaksanakan PSN. Ia pun juga mengimbau kepada masyarakat sekitar untuk melakukan pembersihan sarang nyamuk dengan 3M. Semisal ada kasus demam berdarah lebih dari satu dan ada kematian itu baru puskesmas bisa melakukan fogging.

“Kalau ada laporan demam berdarah dari dokter kami, tim surveilans kami langsung gerak cepat untuk melakukan survei pemantauan epidemologi,” pungkasnya.

Pemantauan jentik di sekitar rumah penderita pun dilakukan. Radiusnya sekitar 20 rumah dari rumah penderita. (Der/Ulm)