Meriah! 32 Kontingen Relawan Muhammadiyah Bersaing di Water and Jungle Rescue Challenge

Jambore Nasional Relawan di UMM. (Istimewa)
Jambore Nasional Relawan di UMM. (Istimewa)

MALANGVOICE – Kompetisi SAR Challenge bertajuk ‘Water and Jungle Rescue Challenge’ dalam Jambore Nasional ke-2 Relawan Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (2/12), berlangsung sangat meriah.

Sebanyak 32 kontingen relawan Muhammadiyah yang tergabung dalam Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) saling bersaing memperebutkan juara.

Selain Water and Jungle Rescue Challenge, lomba yang dikompetisikan yaitu lomba medis ‘Emergency Medical Team’, lomba penanganan psikososial ‘Psychosocial Intervention Challenge’, lomba cerdas tanggap ‘Disaster Challenge’ dan juga lomba foto “Jambore Photo Challenge’.

Koordinator Lomba SAR Challenge, Fatkhul Faruq menjelaskan, Water and Jungle Rescue Challenge terbagi dua kategori yaitu peserta harus menjawab beberapa soal tertulis dari panitia, menyelesaikan navigasi darat dengan peta dan membuat simpul dasar.

Sementara kategori kedua yaitu Water Rescue Challenge di mana setiap tim akan melakukan prosedur penyelamatan di air. Lomba diadakan di Danau Kampus depan Gedung Kuliah Bersama (GKB) I UMM dan sekitarnya. Selepas lomba, dilakukan evaluasi prosedur penyelamatan oleh juri dan panitia.

“Keterampilan Water Rescue dan Jungle Rescue sangat penting bagi anggota MDMC. Karena menurut data, di Jawa Tengah saja pada tahun 2017 ada lebih dari 130 kasus yang diterima MDMC yang sangat membutuhkan keterampilan tersebut,” jelas Faruq.

Faruq menambahkan, kegiatan ini tidak berfokus pada lomba saja, namun yang lebih penting adalah setiap tim yang bertanding mengetahui kekurangan dalam melakukan prosedur penyelamatan dan bisa melakukan perbaikan ke depannya.

“Harapannya, kompetisi ini bisa menjadi tolok ukur kompetensi setiap kontingen yang berlomba dan bisa meningkatkan keterampilannya,” pungkas anggota Bidang Diklat Pimpinan Pusat (PP) MDMC tersebut.

Salah satu peserta jambore, Kawir, juga menyadari pentingnya kompetensi setiap anggota MDMC dalam dua hal tersebut. Ia juga mengakui, kompetensi itu lebih penting daripada kemenangan lomba. Selain menjadi ajang silaturahmi dan reuni MDMC seluruh Indonesia, bagi Kawir kegiatan ini juga merupakan alat untuk mengukur dan meningkatkan kemampuan tim yang berlomba.

“Saya sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Saya harap, ke depan MDMC bisa menjadi lebih baik lagi dalam mengcover kasus-kasus bencana alam di Indonesia. Karena itu sudah menjadi tanggung jawab kami terhadap umat,” tegas anggota MDMC Kudus itu.(Der/Aka)