Menyadari Potensi Maritim, Gagasan ‘Poros Maritim Dunia’ Sangat Relevan

Poros Maritim Dunia

MALANGVOICE – Kekayaan dan potensi laut Indonesia sangat berlimpah. Sebab itu, gagasan ‘Poros Maritim Dunia’ sangat relevan.

Pernyataan itu disampaikan Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Herlambang P Wiratraman, yang juga Koordinator Serikat Pengajar Hak Asasi Manusia Indonesia (Sepaham), pada Konvensi Nasional Media Massa dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN), di Rinjani Hall, Hotel Lombok Raya, Lombok, NTB, beberapa menit lalu.

Dikatakannya, sejak menjadi Presiden, Jokowi ingin mewujudkan Indonesia menjadi ‘Poros Maritim Dunia’ melalui strategi lima rencana besar (Five Grand Design).

“Jokowi fokus membangun kembali budaya maritim, membangun kedaulatan pangan laut, pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, kerjasama di bidang kelautan dan membangun pertahanan maritim,” katanya.

Gagasan itu relevan dalam ekonomi politik Indonesia kekinian. Betapa
tidak, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau. Luas laut hampir dua kali lebih luas dibanding luas daratannya.

Belum lagi sumberdaya alam yang bisa
dimanfaatkan dari laut pun sangat luar biasa. Ditambah, secara geografis sangat memungkinkan menjadikan
wilayah perairan Indonesia sebagai persimpangan urat nadi perdagangan dunia.

Dalam konteks pers, apa yang bisa dikontribusikan untuk mengawal gagasan dan kebijakan ‘Poros Maritim
Dunia’ yang penting bagi kesejahteraan sosial? Apa tantangannya, dan bagaimana pers bisa secara lebih profesional dan tangguh mentransformasi sosial atas kebijakan itu?

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi kunci, khususnya untuk mendiskusikan lebih mendalam, sekaligus merefleksikan pers dalam fungsi media informasi dan kontrol sosial (vide: Pasal 3 Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers). (Bersambung)